Ekonomi

Tetap Beli, tetapi Tak Berani Stok Banyak Khawatir Rugi

SEJAHTERA
  • Minggu, 18 September 2022 | 00:00

Keluh Kesah Produsen Kue ketika Harga Telur Melonjak

Harga telur saat ini membuat produsen kue semakin geregetan. Pasalnya nominalnya tembus di angka Rp 29 ribu dan tak  lekas turun. Padahal telur adalah salah satu bahan baku kue. Akibatnya biaya produksi membengkak. Berikut laporannya

Menginjakkan kaki di gang di Kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar bau harum langsung menyambut. Bau wangi itu semakin lama semakin merangsang untuk mencicipi. Tak jauh dari gang ada sejumlah perempuan sibuk menata cetakan kue. Setelah dicetak selanjutnya kue dioven. 

Ya, itulan pemandangan setiap hari yang terlihat di salah satu rumah perempuan berusia 53 tahun. Dia adalah Susilorini yang juga produsen kue. “Beginilah kegiatan sehari-hari. Membuat kue, aneka kue. Kue selanjutnya saya titipkan di warung dan toko. Sudah ada pelanggan tetap,” katanya dengan ramah.

Dia menggeluti usaha membuat roti sudah lama. Jika dihitung saat ini sudah berjalan 30 tahun. Usaha membuat kue kering dan  basah itu turun temurun. Para keluarganya dulu juga menggantungkan hidupnya dengan membuat kue.

Untuk membuat kue, bahan utama selain tepung adalah telur. Telur menjadi bahan yang tak boleh ditinggalkan karena membuat kue menjadi indah dan menarik untuk dicicipi. “Tetapi dalam beberapa minggu ini harga telur terus naik.  Ini yang membuat kami resah,” katanya. 

Kenaikan harga telur bak buah simalakama. Karena jika berbisnis, ketika harga bahan naik juga berimbas pada kenaikan harga kue. Tetapi itu tidak dilakukannya.

Untuk menyiasati dirinya tetap tidak mengurangi takaran ataupun ukuran. Harga juga tetap. Selain itu produksinya juga dikurangi. Atau kasarnya tidak memproduksi untuk persediaan.

Dia memilih untuk memproduksi ketika dagangannya habis. “Tidak berani stok. Kalau harganya masih Rp 20 ribu bisa membuat stok. Khawatir rugi banyak,” katanya. 

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya