Ekonomi

Tangkapan Ikan Nelayan Merosot Akibat Cuaca Buruk

SEJAHTERA
  • Senin, 19 September 2022 | 00:00

Trenggalek, sejahtera.co - Tangkapan ikan nelayan di wilayah Teluk Prigi, Trenggalek merosot akibat cuaca buruk. Pasalnya cuaca buruk membuat para nelayan tak leluasa untuk melaut dengan pertimbangan keselamatan akibat kondisi alam. Padahal saat ini tengah memasuki musik puncak tangkap ikan.

Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Trenggalek, Bambang Supiyat mengatakan, cuaca buruk yang terjadi sejak awal musim puncak tangkap ikan. Hal itu membuat jumlah tangkapan ikan nelayan merosot. Saban tahunannya, musim tangkap ikan di Prigi mulai sekitar Agustus hingga awal Oktober.

“Ini kalau cuaca bisa diprediksi seperti tahun-tahun sebelumnya saat ini sudah masuk akhir musim puncak tangkapan ikan. Musim itu tinggal satu bulan lagi,” kata dia.

Dalam sepekan terakhir, lanjut Bambang, hasil laut yang masuk ke tempat pendaratan ikan Prigi berkisar 100 ton sampai 120 ton per hari. Jumlah itu jauh jika dibandingkan dengan ketika cuaca bagus pada musim puncak tangkapan ikan di tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai 400 sampai 500 ton per harinya.

“Jauh jika dibandingkan dengan musim yang sama saat kondisi cuaca bagus pada tahun-tahun sebelumnya,” imbuhnya.

Bambang menyebut, cuaca buruk juga membuat nelayan enggan untuk melaut karena berisiko pada keselamatan. Cuaca buruk itu meliputi hujan, ombak tinggi dan angin kencang.

Kondisi itu diperparah dengan naiknya harga bahan bakar minyak yang membuat operasional para nelayan bertambah di tengah ketidakpastian hasil tangkapan ikan akibat faktor cuaca.

“Kalau dipaksakan, sangat berisiko terhadap keselamatan nelayan. Pertama risiko ikan tidak didapat, risiko pengeluaran besar, dan lain sebagainya,” kata dia.

Sementara disinggung soal harga, dia menyebut jika harga ikan masih relatif stabil. Dia mencontohkan, ikan lisong saat ini harganya berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya