Ekonomi

Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan , BBI dan TPID Gelontorkan 3000 Bibit Cabai Organik 

SEJAHTERA
  • Selasa, 20 September 2022 | 00:00

Kediri, sejahtera.co - Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri menggelontorkan 3.000 bibit cabai organik, Senin (19/9). Sebanyak 10 Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Kota Kediri menjadi sasaran penerima bantuan bibit ini.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, Mohammad Ridwan mengatakan, pemberian bibit  tersebut dalam rangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Program ini dicanangkan oleh Bank Indonesia (BI) dan diterapkan secara nasional di seluruh daerah.

Program ini tidak hanya selesai di pemberian bantuan bibit. Pihaknya akan mengawal dengan memberikan penyuluhan pertanian hingga nanti proses panen.

“Cabai dipilih karena cabai merupakan salah satu komoditas yang harganya fluktuatif naik turun, apalagi beberapa waktu lalu harganya cukup melonjak tinggi. Dengan bantuan bibit ini masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah, murah dan tidak terpengaruh dengan kenaikan harga di pasaran,” ujarnya.

Ridwan juga mengimbau untuk memanfaatkan pupuk organik untuk pertanian sehingga bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia.

“Nantinya tidak menutup kemungkinan kita arahkan untuk menanam sayuran organik. Saat ini masih kita upayakan untuk sayur sehat dengan menjauhkan dari pestisida dan pupuk kimia sehingga nanti ketika dikonsumsi masyarakat itu benar-benar aman,” ujarnya.

“Kami sangat merekomendasikan untuk memanfaatkan pupuk organik, kompos untuk bisa dimanfaatkan sebagai media tanam dan ini sudah dibuktikan dan ada hasilnya ternyata dengan pupuk organik tanaman kita bagus, subur,” tambahnya.

Ia berharap, hasil yang akan didapat oleh P2L ini tidak hanya untuk dikonsumsi secara pribadi atau kelompok saja tapi bisa dijual dan bisa menambah penghasilan para anggota kelompok wanita tani.

Di kesempatan yang sama, Dini Anik Lestari, Ketua Kelompok Wanita Tani Exotree yang ada di Kelurahan Mojoroto mengatakan, bersama 30 orang anggota lainnya aktif mengolah lahan seluas 400 meter persegi untuk kegiatan P2L sejak lima tahun lalu. 

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya