Ekonomi

Harga Cabai Rawit Melejit, Konsumen Pilih Cabai Kering China

SANTOSO
  • Rabu, 15 Maret 2023 | 10:42
Cabai kering impor (angga/memo) (Koran Memo)

Trenggalek, SEJAHTERA.COMenjelang Ramadan harga sejumlah komoditas di Kabupaten Trenggalek mulai mengalami kenaikan, salah satunya cabai rawit.

Naiknya harga cabai lokal itu membuat para konsumen cenderung beralih membeli cabai impor yang lebih murah.

Baca Juga: Dewan Panggil DPKP dan Dindik, Terkait Hasil Temuan Pembangunan SMPN 7 Kota Batu

Siti Fatimah, salah satu pedagang Pasar Tradisional di Trenggalek mengatakan, harga cabai rawit itu terpantau merangkak naik sejak 1 bulan terakhir. Dari yang awalnya naik Rp 50 ribu per kilogram naik lagi hingga menyentuh kisaran Rp 72 ribu per kilogram. Kondisi itu berimbas pada jumlah pembelian konsumen.

“Sejak harga cabai lokal diatas Rp 50 ribu per kilogram di Pasar Basah Trenggalek, banyak pelanggan terutama pada pedagang makanan membeli cabai impor yang harganya lebih murah,” kata Siti.

Baca Juga: Patroli Blue Light Gabungan, Gagalkan Aksi Balap Liar

Peralihan permintaan itu membuat para pedagang mengurangi stok cabai rawit lokal dan memperbanyak stok cabai kering impor. Sebab, pembelian konsumen pada cabai rawit lokal menurun hampir 50 persen. Selain itu daya simpan cabai kering impor dinilai lebih lama ketimbang cabai rawit lokal.

“Harga cabai China ini memang relatif lebih murah dibandingkan dengan cabai lokal. Harga cabai impor dijual Rp 80 ribu per kilogram. Sementara harga cabai lokal masih di kisaran Rp 72 ribu per kilogram dan harganya setiap hari berubah-ubah,” imbuhnya.

Selain lebih murah karena dapat jumlah lebih banyak lantaran dalam bentuk cabai kering, cabai itu banyak diminati pemilik warung karena mudah diblender dan dinilai lebih awet, tidak gampang basi saat dibuat sambal. Selain itu soal kualitas juga dinilai lebih pedas. Namun Siti menyebut rata-rata yang membeli cabai impor itu bukan dari kalangan rumah tangga.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya