Gaya Hidup

Kain Kenthel Asli Nganjuk Tak Lagi Ada, Diproduksi Era Kolonial dan Tercatat Tropenmuseum Negara Belanda

SANTOSO
  • Jumat, 17 Maret 2023 | 08:18
Kain Kenthel Asli Nganjuk (koran memo)


Nganjuk, SEJAHTERA.CO - Pada masa Kolonial, di Kabupaten Nganjuk banyak pengrajin kain tenun yang memproduksi kain lurik bercorak hitam dan putih atau yang disebut kain Kenthel.

Data terkait kain Kenthel ini dicatat oleh Tropenmuseum Negara Belanda.

Baca Juga: Musim Panen Pertama, Dipertahankan Ponorogo Klaim yang Terbesar

Setelah ditelusuri berhasil ditemukan bahwa para narasumber yang saat itu membantu memproduksi kain Kenthel serta sisa peninggalannya.

Lokasi tepatnya di Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk.


Salah satu pengrajin kain kenthel pada masanya yaitu Jainem, kini usianya mencapai 110 tahun yang dibantu oleh anaknya yakni Jakiyem 70 tahun.
Pada saat usia anak-anak, Jakiyem mengaku sering membantu Jainem memintal kapas menjadi benang atau disebut benang lawe.

“Bahan bakunya (Kapas) menanam sendiri,” Kata Jakiyem.

Baca Juga: Arkeolog Simpulkan Situs Candi Gedog Kota Blitar dari Era Majapahit

Setelah berhasil membuat benang lawe, proses selanjutnya memberi warna hitam pada benang yang diteruskan menenun benang putih dan hitam, sehingga dihasilkan kain lurik yang disebut dengan kain Kenthel.


Kain Kenthel hasil tenun dapat digunakan untuk jarik, baju, dan celana. “Seingat saya kalau sudah jadi kain Kenthel, terus ada yang datang membeli,” Kata Jakiyem sambil mengingatnya.

Baca Juga: Wali Kota Kediri Ajak Kolaborasi Pencegahan Kanker

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya