Mengingat masih sangat dimungkinkan adanya peternak nakal yang mengambil hewan ternak dari wilayah lain yang kondisinya rawan lantaran banyak kasus temuan LSD.
Baca Juga: Optimis Memajukan Sepak Bola, Gus Sentot Mencalonkan Ketua Askab PSSI Jombang
Hanya saja pihaknya memastikan jika untuk arus lalu lintas ternak di pasar-pasar hewan di Tulungagung tidak ada pedagang yang membawa sapi dalam kondisi terpapar LSD.
Sedangkan untuk peningkatan kasus secara umum, disebabkan lantaran penularan LSD melalui vektor seperti lalat dan nyamuk. Mengingat beberapa minggu terakhir, terjadi hujan lebat di Kabupaten Tulungagung.
"Kami pastikan arus lalu lintas ternak di pasar-pasar hewan tidak ada temuan pedagang bandel yang membawa hewan ternak yang terpapar LSD," jelasnya.
Baca Juga: Polsek Glagah Lamongan, Gagalkan Peredaran 750 Liter Arak
Disinggung terkait penanganan kasus LSD yang terus meningkat, Tutus mengungkapkan jika beberapa waktu yang lalu Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung Sukaji, sudah mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan dini penyakit LSD dan sudah disebarkan ke seluruh stakeholder di tingkat desa.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan pengetatan lalu lintas ternak utamanya di pasar-pasar hewan. Secara teknis pihaknya selalu melakukan operasi setiap pelaksanaan pasar hewan untuk mencegah kedatangan hewan ternak yang terkena LSD. Serta sosialisasi di masing-masing pusat kesehatan hewan (Puskeswan).
"Pedagang hewan sekarang sudah sadar dan apabila ada temuan kasus langsung lapor untuk diberi penanganan. Ini juga sepertinya menjadi salah satu penyebab banyaknya temuan kasus," pungkasnya.(sho)
