Kepala Lapas Kelas IIB Kabupaten Tulungagung, Budiman Priatna Kusumah mengatakan, sebelum menjalani masa tahanan di Lapas Kelas IIB Tulungagung, napiter AA sudah lebih dahulu menjalani pidana penjara di Lapas Cikeas sejak 23 Mei 2019.
Baca Juga: Wali Kota Kediri: Politik dan Pemilu Bisa Bawa Indonesia Semakin Maju
Barulah pada 17 Desember 2020, napiter AA akhirnya dipindahkan untuk menjalani sisa masa tahanannya di Lapas Tulungagung.
Selama menjalani masa tahanannya di Lapas Tulungagung, napiter AA lebih banyak menyendiri dan tidak banyak bersosialisasi dengan napi lainnya. Tidak hanya itu, bahkan napiter AA memilih untuk beribadah salat maupun mengaji sendiri dari pada berjamaah dengan napi lainnya.
"Sejak datang ke Tulungagung, dia selalu menyendiri, jarang bersosialisasi, beribadah maupun mengaji juga sendiri, bahkan pembinaan rohani yang kami tawarkan juga ditolak," kata Budiman Priatna Kusumah, Kamis (25/5).
Baca Juga: Truk Kontainer Muat 100 Kilogram Sabu Tertangkap Petugas BNN di Nganjuk
Dikarenakan kurangnya minat bersosialisasi, jelasnya, pihaknya terpaksa menempatkan napiter AA ke dalam sel tahanan tersendiri. Selain itu, beberapa warga binaan juga khawatir jika satu sel dengan napiter tersebut, sehingga tidak ada yang mau menjadi rekan satu selnya napiter tersebut.
Selain itu, selama menjalani masa hukumannya di Tulungagung, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) selalu melakukan monitoring terhadap napiter tersebut selama dua bulan sekali. Hanya saja, napiter AA tidak pernah sekalipun mendapatkan jatah remisi.
"Jadi dia memang bebas secara murni karena telah menjalani masa pidana penjaranya selama 4 tahun. Dia tidak sekalipun pernah dapat remisi," jelasnya.
Baca Juga: Menanti Kepastian Golkar Bergabung dengan Koalisi Gerindra – PKB pada Pilpres 2024
