Pemerintahan

Inovasi Putri Lestari Masuk 45 Besar Kovablik, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar Berikan Paparan

SEJAHTERA
  • Jumat, 7 Oktober 2022 | 00:00

Kediri, sejahtera.co - Karena Inovasi ‘Pelayanan Terpadu dan Terintegrasi Thalassemia’ (Putri Lestari) Kota Kediri terpilih dalam 45 besar Top finalis Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KOVABLIK) Jatim 2022. Selanjutnya, dilakukan  penilaian tahap ketiga yakni presentasi dan wawancara yang dilakukan secara virtual, dari Command Center Kota Kediri, Rabu (5/10).

Wali Kota Kediri menjelaskan, awal terbentuknya inovasi Putri Lestari ini dari hasil diskusi dengan para orang tua yang memiliki anak penderita thalasemia. Dari situ, dia mendapatkan informasi  pasien thalassemia di Kota Kediri ini kebanyakan adalah anak-anak.

Pada diskusi tersebut diketahui pasien harus dirujuk ke Surabaya untuk mendapatkan pengobatan. Pemkot Kediri yang prihatin akan kondisi tersebut kemudian mencoba membuat kolaborasi antara rumah sakit, PMI, Dinkes, para orang tua thalasemia, dan orang tua asuh yang ada di Brigif 16 Wira Yudha untuk mendapatkan darah yang cocok.

“Hal itu tetap tidak bisa menemukan jalannya. Lalu kita terus mencoba membuat terobosan kemudian kita integrasikan, alhamdulillah menemukan jalannya,” ujar Abdullah Abu Bakar.

Pada akhirnya, RSUD Gambiran Kota Kediri bekerja sama dengan PMI Kota Kediri bisa menjadi Rumah Sakit Tipe B pertama yang mampu memberikan transfusi leukodepleted. Sehingga pasien tidak perlu lagi dirujuk ke RS Tipe A di Surabaya atau Malang.

Selain itu, adanya jalur fast track di RSUD Gambiran untuk para pasien thalassemia, membuat mereka tidak perlu antre lama untuk mendapatkan pelayanan.  Tempat untuk para pasien thalassemia ini juga dibuat nyaman dan layak untuk anak. Didesain khusus agar anak nyaman saat mendapatkan pelayanan.

Abdullah Abu Bakar mengaku, masih ada satu masalah yang dihadapi, yakni ketersediaan deferasirox. Ini adalah obat untuk pasien thalasemia, BPJS hanya menyediakan 500 ml deferasirox, sedangkan yang dibutuhkan adalah kurang lebih 750 ml.

Untuk mengatasi masalah tersebut, RSUD Gambiran mengalokasikan sebagian dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memberikan kebutuhan sisanya. Sehingga para penderita thalasemia ini tidak perlu terbebani biaya sisanya.

Berdasarkan evaluasi yang dia lakukan, sebelum ada inovasi ini pasien dirujuk ke rumah sakit tipe A ada sebanyak 50 persen. Setelah dilakukan inovasi ini pasien yang dirujuk hanya 18,2 persen saja dan pasien tidak dirujuk sebanyak 81,8 persen. Ini menunjukkan ada pengurangan yang sangat signifikan, sehingga pasien thalasemia bisa langsung mendapatkan pelayanan di Kota Kediri.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya