Jombang, SEJAHTERA.CO - Jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang, memiliki tradisi tahunan untuk merefleksikan bentuk rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kekuatan, kenikmatan serta kesehatan, dengan menggelar tradisi budaya riyaya unduh-unduh, Minggu (14/5) pagi.
Baca Juga: Mantan Wakil Bupati dan Istri Mantan Walikota Blitar Daftar Bacaleg
Kegiatan berlangsung semarak, jemaat GKJW Mojowarno mengirab hasil bumi, hasil panen, hasil produk dan potensi masing-masing Dusun serta Desa, dan masyarakat sekitar, menuju gereja.
Selanjutnya hasil bumi, hasil panen, hasil karya jemaat tersebut akan dilelang. Hasil lelang akan gunakan untuk kepentingan gereja serta untuk membantu orang yang membutuhkan. Ada juga yang langsung dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
Acara unduh-unduh ini juga dihadiri Bupati Jombang Mundjidah Wahab, didampingi perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Camat, Forkopimcam setempat.
“Kami menyampaikan ucapan selamat atas terlaksananya riyaya unduh-unduh Mojowarno. Sebuah kegiatan yang sudah menjadi tradisi budaya sebagai bentuk rasa syukur kepada Alloh SWT Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kenikmatan, kesehatan. Semoga ini semua memberikan manfaat, kebahagiaan lahir batin bagi warga masyarakat,” kata Bupati Mundjidah Wahab.
Baca Juga: Pedagang Ikan dan Sopir Tambal Jalan Berlubang
Disampaikan juga oleh Bupati Mundjidah Wahab bahwa Pemerintah Kabupaten Jombang telah mengajukan tradisi tersebut sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2019.
“Hari ini kita patut bersyukur bahwa tradisi riyaya unduh-unduh Mojowarno, telah diakui oleh Pemerintah dan mendapatkan sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang saya serahkan pada momentum ini,” ungkap Bupati Jombang.
Penyerahan sertifikat dilakukan langsung oleh Bupati Jombang Mundjidah Wahab kepada Pendeta Muryo Jayadi, yang disaksikan langsung oleh seluruh masyarakat yang hadir.
