Kediri, SEJAHTERA.CO - Kinerja APBN di wilayah kerja KPPN Kediri menunjukkan progres positif, seiring berlalunya triwulan pertama. Hal ini bisa dilihat melalui sektor realisasi pendapatan dan belanja yang terjadi.
“Dari sisi pendapatan, sampai 30 April 2023 telah terealisasi Rp12.058,12 miliar. Angka ini berasal dari perpajakan, bea masuk dan cukai, serta pendapatan negara bukan pajak (PNBP),” ujar Kepala KPPN Kediri, Nurwedi Tjahjono, Jumat (26/5).
Baca Juga: Pasutri Trenggalek Tertabrak Bus, Suami Meninggal Istri Perawatan Rumah Sakit
Secara rinci, realisasi pendapatan untuk sektor perpajakan sebesar Rp508,45 miliar, sektor bea masuk Rp0,989 miliar dan cukai sebesar Rp11.378,09 miliar. Sementara itu dari sektor PNBP mencatatkan pendapatan sebesar Rp170,58 miliar.
Melihat sektor penyusun pendapatan di wilayah KPPN Kediri, sektor penerimaan bea dan cukai masih sangat mendominasi, yaitu sekitar 94 persen dari keseluruhan. Sementara untuk sektor perpajakan mengambil porsi sebesar 4,2 persen dan PNBP sebesar 1,4 persen.
Nurwedi mengatakan, melihat sisi penerimaan sampai dengan periode April 2023 menunjukkan gambaran yang baik di semua sektor. Terutama pada PNBP yang mendapat sumbangan terbesar dari dua satuan kerja BLU (RSB Kediri dan RSB Nganjuk).
Baca Juga: Belum Bayar Denda Tilang, Ratusan Kendaraan Diblokir Samsat Ponorogo
Sementara itu, dari sisi belanja, sampai akhir April 2023 telah membukukan realisasi sebesar Rp2.689,24 miliar dari pagu anggaran sebesar Rp8.496,81 miliar. Praktis hingga periode tersebut APBN secara total telah terserap sekitar 31,65 persen.
“Untuk sisi belanja, dana transfer ke daerah telah terealisasi sebesar Rp2.084,7 miliar. Sementara belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja sosial secara total telah terealisasi sebesar Rp604,5,” ujarnya.
