Kediri, SEJAHTERA.CO - Sudah lebih dari tiga bulan sejak pencemaran Bahan Bakar Minyak (BBM) terjadi di Tempurejo. Tes tekanan pada instalasi SPBU telah dilakukan dan pihak Pertamina mengakui jika adanya kebocoran. Perusahaan milik negara itu mengaku bertanggung jawab sepenuhnya untuk proses pemulihan sumur warga.
Baca Juga: Anugerah Bunda PAUD, Novita Hardini: Apresiasi Pencetak SDM Unggul
Namun satu bulan berlalu setelah pemberhentian SPBU, warga masih belum melihat aksi pemulihan sumur akan dilakukan oleh pihak SPBU. Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar yang bertugas akhir masa jabatannya, Kamis (02/10), mendatangi Tempurejo bersama dengan DLHKP untuk musyawarah bersama dengan warga, pihak SPBU, dan Pertamina di salah satu rumah warga Tempurejo, sekitar pukul 12.00 WIB.
“Sebelumnya kami sudah mengirimkan kepada Pemerintah Kota Kediri terkait penanganan kebocoran, di mana isinya yang pertama yaitu menghentikan operasional SPBU tanggal 12 September, kemudian pada bulan Oktober telah dilakukan perbaikan jalur pipa dari tangki pendam ke dispenser SPBU, ketiga dilakukan tes tekanan sebelum SPBU bisa beroperasi kembali setelah proses perbaikan pipa dan dilakukan selama dua hari sesuai dengan kesepakatan yang ada,” jelas perwakilan Pertamina Kediri, Agung Wijaya.
Baca Juga: Meminta Hujan, Ratusan Warga Desa Kepatihan Jombang Gelar Salat Istisqa
Bulan lalu, tepatnya Selasa (24/11), Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar mengumpulkan semua pihak yang terlibat mulai dari Pertamina, SPBU, warga Tempurejo, dan DLHKP dalam satu forum untuk mencari jalan keluar terkait pemulihan yang akan dilakukan oleh pihak Pertamina.
“Pertamina harus segera bergerak untuk melakukan normalisasi ini, jangan diam saja. Kasihan warganya, ini sudah berbulan-bulan,” ujar Abdullah Abu Bakar, selaku Walikota Kediri.
Baca Juga: Menghilang Tiga Hari, Ditemukan Mengambang di Sungai Jombang
Dalam pertemuan tersebut, Abdullah juga langsung menarget pihak SPBU dan Pertamina untuk membuat linimasa langkah-langkah pemulihan. Sementara Perwakilan Pertamina Kediri, Agung Wijaya, langsung menjadwalkan koordinasi Kamis (2/11).