Trenggalek, SEJAHTERA.CO - Upacara adat ngitung batih tak bisa lepas dari pernak-pernik sosial masyarakat di Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek.
Baca Juga: Atasi Kekeringan Desa Ngepung, BPBD Kabupaten Nganjuk Salurkan Bantuan Air Bersih
Saban awal Suro atau 1 Muharam, mereka rutin menggelar kegiatan upacara adat ngitung batih yang diperkirakan berlangsung sejak ratusan tahun silam dan terus dilestarikan hingga saat ini.
Menilik sejarah, upacara adat ngitung batih penuh syarat makna. Setiap prosesi yang dilakukan memiliki arti yang menggambarkan kearifan masyarakat sekitar.
Baca Juga: Harga Tinggi, Kawanan Pencuri di Blitar Gasak Tanaman Jagung di Sawah
Mulai menjalin kelekatan dan keharmonisan masyarakat di sepuluh desa yang ada di Kecamatan Dongko hingga berbagi kasih kepada sesama.
Tradisi upacara adat Ngitung batih, dari cerita turun-temurun dalam sejarahnya bermula sejak zaman kerajaan dimana banyak anggota keluarga yang ikut berperang sehingga ngitung batih dimaksudkan untuk menghitung sanak saudara yang ada dengan iringan doa agar terhindar dari marabahaya. Dalam bahasa jawa ngitung artinya menghitung dan batih artinya saudara.
Baca Juga: Tim Waasportdirga Kasau Mabes TNI dalam Kunjungan Pelaksanaan TMMD ke-117
Lambat laun upacara adat ngitung batih dikemas secara akbar semenarik mungkin dan jadi daya tarik wisata kebudayaan. Adat istiadat itu terus dilestarikan hingga saat ini dan rutin digelar saban awal bulan suro.