Blitar, SEJAHTERA.CO – Puncak peringatan Hari Imlek di Kota Blitar berlangsung meriah. Salah satunya dengan pawai barongsai dan liang liong yang menjadi ciri khas pergantian tahun bagi warga keturunan Tionghoa itu.
Seperti yang digelar para penghobi kesenian barongsai dan liang liong di Kota Blitar. Para seniman khas Tionghoa itu atraksi dengan blusukan ke jalan-jalan protokol di Kota Blitar.
Tak tanggung-tanggung ada sedikitnya 50 barongsai yang atraksi. Barongsai dengan kostum warna-warni itu pawai di sepanjang jalan di Kota Blitar. “Pawai ini sudah menjadi tradisi. Digelar memeriahkan puncak peringatan Imlek 2575,” kata Daniel, koordinator rombongan barongsai, Minggu (25/2).
Pawai barongsai dan liang liong sendiri menyusuri jalan sepanjang 4 kilometer lebih. Start atau mulai di depan Kelenteng Poo An Kiong Blitar di Jalan Mawar. Selanjutnya menyusuri Jalan Merdeka Barat, Jalan Anggrek, Jalan Mastrip, Jalan TGP dan lain sebagainya.
Sepanjang perjalanan, tak sedikit yang memberikan angpao kepada barongsai. Tangan warga disodorkan ke mulut barongsai. Angpau yang dibungkus amplop kecil warna merah dan kuning itu berisikan uang. Warga keturunan Tionghoa percaya jika memberikan angpao bakal diberikan kemakmuran dan kesuksesan.
Baca Juga: Mbolos di Tempat Wisata, Satpol PP Kabupaten Kediri Amankan 25 Pelajar
Ya, pawai barongsai dan liang liong sendiri merupakan tradisi tahunan yang digelar memeriahkan Imlek. Pawai sendiri juga dalam rangka memeriahkan Cap Go Meh. Cap Go Meh digelar 15 hari setelah perayaan hari pertama Imlek pertengahan Februari lalu.
Bagi warga keturunan Tionghoa, Cap Go Meh merupakan momen yang juga ditunggu. Pada momen ini biasanya sanak keluarga pulang kampung. Di rumah dipasang aksesori. Mulai lampion hingga pernak-pernik dan buah-buahan. Termasuk diantaranya kuliner khas Cap Go Meh. Yakni lontong dicampur opor ayam, telur rebus hingga rebung.