Ekonomi

Tetap Beli, tetapi Tak Berani Stok Banyak Khawatir Rugi

SEJAHTERA
  • Minggu, 18 September 2022 | 00:00

Dia mengakui dampak kenaikan harga telur membuat biaya produksi membengkak. Tak tanggung-tanggung membengkak hingga 30 persen. Selama ini ketika mengambil di pemasok telur, harga dipatok minimal Rp 26 ribu untuk kualitas sedang. Sementara kualitas bagus Rp 30 ribu per kilogram.

Padahal sebelumnya harga sekitar Rp 19 ribu- Rp 20 ribu per kilogram. Dalam satu kali produksi kue, setidaknya membutuhkan telur sekitar 40 hingga 50 kilogram. “Nah karena naik, sempat membuat kami ketir-ketir. Sekarang yang penting bisa produksi dan untung meski sedikit,” kata perempuan berjilbab ini. 

Selama ini para pelanggannya berasal dari sekitar rumah. Mereka adalah pemilik warung, toko kue dan lain sebagainya. Dirinya komitmen untuk tidak menaikkan harga. Karena kondisi ekonomi saat ini sedang kembang kempis.

Di tengah harga telur naik, BBM juga naik. Otomatis bakal mengerek harga lain. Seperti ongkos produksi dan jasa, hingga transportasi. “Konsumen sekarang juga jeli. Naik Rp 100 per biji kue saja sudah tanya kenapa kok naik harganya,” keluhmya.(Koran Memo)

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya