Ekonomi

Harga Sejumlah Komoditas Mulai Stabil, Pascameroket usai Kenaikan Harga BBM

SEJAHTERA
  • Jumat, 23 September 2022 | 00:00

Trenggalek, sejahtera.co - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak beberapa pekan lalu berdampak terhadap sejumlah harga komoditas di Kabupaten Trenggalek. Meskipun demikian, sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan seiring penyesuaian harga BBM itu, saat ini berangsur-angsur stabil dan cenderung turun.

“Beberapa bahan pokok sempat mengalami kenaikan beberapa hari setelah kenaikan harga BBM. Tapi sekarang sudah kembali turun, mendekati stabil,” kata salah satu pedagang Pasar Basah Trenggalek, Siti Fatimah, Kamis (22/9).

Dia menduga, stabilnya harga sejumlah bahan pokok yang sebelumnya naik itu ditengarai lantaran jumlah stok yang mencukupi. Harga cabai rawit misalnya. Harga cabai rawit itu sebelumnya menyentuh angka Rp 80 ribu per kilogram seiring pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi pertalite dan solar.

“Saat ini stabil Rp 40 ribu per kilogram, harganya sama seperti sebelum BBM naik. Saat itu juga sekitar Rp 40 ribu per kilogram. Kondisi serupa juga terjadi pada cabai besar yang kini harganya Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu dari sebelumnya Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu per kilogram,” imbuhnya.

Kondisi serupa juga terjadi pada harga telur ayam ras yang sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram, turun menjadi Rp 22 ribu hingga Rp 23 ribu per kilogram. Harga komoditas lainnya seperti bawang putih hingga sayur mayur juga stabil.

“Kemarin harga bawang merah Rp 30 ribu per kilogram, dan sekarang Rp 26 per kilogram. Bawang putih masih stabil di kisaran Rp 20 ribu per kilogram. Harga berbagai sayur mayur juga masih stabil,” kata dia.

Siti menduga, turunnya harga sejumlah komoditas itu terjadi karena faktor stok yang melimpah seiring masa dan hasil panen sejumlah komoditas. Ketersediaan barang itu berpengaruh terhadap ketersediaan barang.

Kondisi itu berdampak terhadap peningkatan pendapatan para pedagang lantaran permintaan kebutuhan bahan pokok meningkat untuk keperluan hajatan.

“Mungkin bisa jadi karena itu. Soalnya sempat naik, turun lagi. Ini kan banyak kegiatan hajatan. Biasanya rata-rata sehari bisa menjual 40 kilogram per hari, saat ini bisa menjual hingga 80 kilogram per hari. Biasanya setiap musim nikahan selalu laris manis,” pungkasnya. (Koran Memo)

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya