Ekonomi

Kemarau Panjang, Sulit Air Puluhan Hektare Lahan di Kabupaten Jombang Dibiarkan “Nganggur”

SANTOSO
  • Kamis, 12 Oktober 2023 | 21:16
Puluhan hektare lahan persawahan dibiarkan bera atau tidak ditanami karena tidak ada air untuk mengairi sawah. (istimewa)


Jombang, SEJAHTERA.CO - Cuaca ekstrem berdampak pada puluhan hektare lahan persawahan di Desa Pojok Kulon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang.

Baca Juga: Bapanas Turun Gunung, Cek Keamanan Pangan di Pasar Legi Ponorogo

Lahan puluhan hektare itu dibiarkan bera atau tidak ditanami, karena tak ada air untuk mengairi persawahannya.

Putut Imadudin (44), salah satu petani membenarkan dampak kemarau panjang membuat petani berfikir dua kali untuk melanjutkan tanam padi.

”Kalau tanam padi jelas membengkak biaya operasionalnya nanti,” tuturnya, Kamis (12/10).

Baca Juga: Sidak Pasar, Satgas Pangan Polres Malang Catat Stok Beras Masih 46 Ribu Ton

Ia mengakui, sengaja meninggalkan lahannya tidak ditanami sebab tak ada irigasi untuk mengaliri sawahnya. Dampak kemarau panjang diakui membuat irigasi mengering.

”Kalau maksa pakai pompa atau diesel ya harus mau mengeluarkan biaya tinggi,’’ jelas dia.

Baca Juga: Kunjungan di Kota Madiun, Mendag Berharap Pemda Sering Adakan Operasi Pasar

Disamping itu, petani juga tak mau melanjutkan tanam lahan lantaran dari sekian banyak lahan di Desa Pojok Kulon sebagian besar memilih tidak menanam padi di musim ini.

”Kalau kita menanam padi sendiri takutnya jadi serangan tikus. Bayangkan kalau kita menanam padi sendiri sedangkan lainnya tidak, maka tikus akan lari ke lahan kami,” jelas dia.

Baca Juga: Hindari Paparan PMK, DKPP Kabupaten Kediri Vaksinasi Hewan Ternak

Putut mengakui, harga gabah kering giling dari petani cukup tinggi mencapai Rp 7.000 lebih perkilogram. Hal jelas menguntungkan petani jika panen di musim kemarau ini.

“Tapi dampaknya tidak sebanding dengan kenaikan harga. Bisa-bisa justru malah merugi,’’ papar dia.

Sebagian petani di desa setempat, diakui ada yang menamam kacang dan kedelai daripada membiarkan lahan nganggur. Dua tanaman itu diakui tidak butuh banyak air selama penanamannya.

Baca Juga: Kasus Korupsi APBDes Desa Ngulankulon Trenggalek, Terdakwa Kembalikan Uang Kerugian Negara

”Namun, ya begitu, harus berani menanggung resiko kalau diserang hama tikus,’’ pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Saiful Arif, Ketua Poktan Kampung Turi Desa Pojokulon, mengatakan ada sekitar 70 hektare lahan di Desa Pojok Kulon yang lahannya dibiarkan nganggur.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya