Kesehatan

Upaya Pemkot Cegah Kematian Ibu Hamil, Wali Kota Kediri Luncurkan ‘Papi Asik’

SEJAHTERA
  • Kamis, 17 November 2022 | 00:00
Wali Kota Kediri memukul gong sebagai tanda peluncuran aplikasi PAPI ASIK (Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kota Kediri untuk Koran Memo)

Kediri, sejahtera.co - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meluncurkan aplikasi Program Pemantauan Ibu, Anak dan Siklus Kehidupan (Papi Asik), di Ballroom Lotus Garden Rabu (16/11). Aplikasi ini akan mendata seluruh ibu hamil dan mengkategorikan ibu hamil secara risikonya.

“Aplikasi ‘Papi Asik’ melayani seluruh warga di Kota Kediri, yakni para ibu hamil. Kita bisa ngecek dari aplikasi ini, ibu hamil mana yang tidak berisiko, berisiko tinggi, dan sangat tinggi. Jadi kita punya data yang valid ibu hamil mana yang berisiko,” ujarnya.

Dia menambahkan, selama ini data pelayanan kesehatan ibu dan anak masih dikelola secara manual dan terpisah. Hal ini rawan terjadi kehilangan data serta dalam melakukan pelacakan dan pencarian data membutuhkan waktu yang lama. 

Melalui ‘Papi Asyik’, data akan lebih valid, terintegrasi dan real time. Data tersebut bisa digunakan Pemerintah Kota Kediri untuk melakukan intervensi. Sebab ibu hamil berisiko tinggi harus tertangani dengan baik untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. 

“Ibu hamil berisiko tinggi kalau tidak tertangani dengan baik dekat dengan kematian. Asyiknya aplikasi ini memberikan data yang valid sehingga kita bisa tahu penanganan apa yang harus segera kita lakukan. Jadi ibaratnya kalau kita mau intervensi pakai program tepat sasaran,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adima menambahkan, tahun ini ada sekitar 4000 ibu hamil dan 20 persennya berisiko tinggi. Nanti ketika data sudah dimasukkan ke aplikasi ‘Papi Asyik’ akan ada sistem peringatan ke Puskesmas ketika ibu hamil tersebut mendekati waktu persalinan. 

Sementara untuk Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) merupakan program dari Kementerian Kesehatan. SHK dilakukan pada bayi baru lahir dalam kurun waktu 48 hingga 72 jam dengan mengambil darah 2 hingga 3 tetes untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Nantinya bisa dideteksi apakah bayi tersebut menderita penyakit kongenital atau berisiko terkena penyakit kongenital. 

“Harapannya semua masyarakat bisa teredukasi dengan baik mengenai aplikasi ‘Papi Asik’ dan SHK ini. Nantinya bisa terbentuk sumber daya manusia di Kota Kediri yang berkualitas,” imbuhnya.(Koran Memo)

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya