Kediri, SEJAHTERA.CO - Konflik antara pemerintah dan masyarakat yang terdampak pembangunan Jalan Tol Kediri -Tulungagung belum ada titik temu atau kesepakatan.
Masyarakat yang terdampak pembangunan tol ini memasang poster protes kepada pemerintah karena nilai ganti rugi yang ditawarkan terlalu rendah.
Baca Juga: Kasus Dugaan Perundungan Murid SMPN 2 Kras, Polisi Panggil Sembilan Orang
Karena persoalan belum ada titik temu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Kediri mengundur rencana pelebaran jalan tersebut, menimbang kondisi emosional masyarakat.
Melihat hal tersebut, Dinas PUPR Kota Kediri mengurungkan niat untuk memperlebar jalur alternatif ke arah Bandara di Jalan Ngampel-Gayam.
“Kalau design untuk jalan tol salah satu wacananya yaitu memperlebar jalan yang di pertigaan Ngampel-Gayam ke arah barat, sebagai jalan alternatif untuk ke bandara,” jelas Kabid Bina Marga, I Made Dwi Permana.
Lebih lanjut lagi Made menjelaskan jika wacana tersebut meminta agar jalan tol di design lubang atau box di bawah jalan tol sebesar 9 meter, karena sebelumnya hanya 6 meter.
Baca Juga: Hilang 3 Hari, Remaja Ditemukan Lemas di Sumur Tua Ponorogo
Ia tidak menginginkan kedepannya jika pelebaran jadi dilakukan mereka harus membobol jalan tol lagi. Sebagai pencegahan Made meminta agar desain awal 9 meter di jalan Ngampel-Gayam.