Batu, SEJAHTERA.CO - Nasib petani apel yang ada di Kota Wisata Batu semakin hari semakin terpuruk, karena tidak lagi menjanjikan. Mereka kini lebih banyak beralih ke tanaman buah jeruk karena dirasa menguntungkan.
Baca Juga: Pj Walikota Zanariah: Menyukseskan Pemilu Kota Kediri Perlu Peran Satlinmas
Hal ini ditanggapi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu, Heru Yulianto yang menerangkan bila menurunnya produksi apel karena ekosistem pertaniannya mengalami perubahan.
"Memang tidak bisa dipungkiri, penyebabnya yaitu faktor cuaca atau global warming dan degradasi tanah. Dari situ, banyak petani yang beralih ke tanaman lain dan kekurangan produksi. Terhitung sejak tahun 2012 hingga 2023 separuh petani apel memang sudah beralih ke jeruk," katanya, Minggu (11/02).
Baca Juga: Belum Dilantik Delapan PPPK Mundur, Ini Penjelasan BKPSDM Kota Blitar
Para petani apel beralih menanam jeruk dan jambu kristal, seperti masyarakat di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo. Penurun tanaman apel, lanjutnya, dikarenakan beberapa faktor yaitu penurunan tanah atau degradasi tanah, usia lebih dari 25 tahun dan iklim.
"Ini yang membuat kenapa kok tanaman apel sulit. Karena itu Dinas Pertanian Kota Batu membuat program revitalisasi apel ini dengan pemakaian pupuk organik," ujar Heru.
Baca Juga: Bawa Ponsel ke Bilik Suara Bisa Dipenjara, Ini Penjelasan KPU Kota Blitar
Untuk meningkatkan produksi, pihaknya melakukan upaya pencegahan serangan hama. Seperti dengan cara membungkus buah apel dengan plastik serta penggunaan pestisida nabati yang ini dikembangkan kelompok tani.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Lepas 1172 Mahasiswa KKN Tematik Perkotaan