Pemerintahan

Kasus Kekerasan Anak Menimpa 46 Korban, Ini Keterangan UPTD KBPPA Tulungagung

SANTOSO
  • Minggu, 28 Januari 2024 | 20:51
Kepala UPTD KBPPA Tulungagung, Dwi Yanuarti saat memberikan pernyataan soal kasus kekerasan anak. (isal/memo)

Tulungagung, SEJAHTERA.CO - Puluhan anak di Tulungagung dilaporkan pada Dinas Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan dan Anak (KBPPA) lantaran menjadi korban kekerasan sepanjang tahun 2023 kemarin. Diketahui, kekerasan yang ditimpa puluhan anak itu beragam mulai dari seksual hingga kekerasan fisik.

Baca Juga: Festival Reog Ponorogo Kembali Masuk KEN, Untuk Ketiga Kalinya

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) KBPPA Tulungagung, Dwi Yanuarti mengatakan, tahun 2023 kemarin setidaknya ada 46 anak yang menjadi korban kekerasan di Tulungagung mulai dari kekerasan fisik, psikis atau bullying (perundungan), penelantaran anak, dan lain-lain.

Pada kasus ini, anak laki-laki dan anak perempuan semuanya rata menjadi korban, sehingga kasus kekerasan anak terjadi secara merata tanpa pandang bulu. Imbasnya, korban sering kali merasa trauma hingga memilih untuk menyendiri dan menjauhi kontak dengan orang asing.

Baca Juga: DBHCHT Kota Batu Total Rp 25,9 Miliar, Kesmas 50 Persen, Hukum 10 Persen

Kasus kekerasan anak tahun 2023 kemari angkanya mencapai 46 orang anak yang sudah dilaporkan ke Dinas KBPPA Tulungagung dan mereka sudah kami beri pendampingan,” kata Dwi Yanuarti, Minggu (28/1/2024).

Secara rinci kekerasan fisik ada sebanyak 29 kasus, kekerasan psikis atau bullying sebanyak 5 kasus, kemudian 5 kasus penelantaran anak serta 6 kasus kekerasan lainnya. Diketahui, kasus kekerasan fisik sendiri merupakan kasus diversi anak atau pengeroyokan.

Sebagai tindaklanjutnya sendiri, Dinas KBPPA Tulungagung memberikan bantuan berupa pendampingan untuk menekan efek trauma yang dialami korban. Hal ini dilakukan agar korban bisa segera kembali bersosialisasi di lingkungannya tanpa perlu menutup diri lagi.

Baca Juga: BOS Susut Rp 8 Miliar, Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar: Disesuaikan Jumlah Siswa

Korban biasanya cenderung menutup diri terutama dengan orang asing, sehingga kami berikan pendampingan. Harapannya agar minimal mereka (korban) bisa kembali bersosialisasi di lingkungannya,” ungkapnya.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya