Citizen Journalist

Semangat Anindya, Anak Keluarga Sederhana Pinggiran Jombang Menuju Sarjana

SANTOSO
  • Senin, 22 Januari 2024 | 20:11
Anindya Lucky Wahyu Fitriana, usai menjalani ujian seminar proposalnya. (Koran Memo)

Jombang, SEJAHTERA.CO - Di balik hiruk-pikuk keseharian di pinggiran Jombang, terbersit kisah inspiratif seorang perempuan muda bernama Anindya Lucky Wahyu Fitriana, menapaki perjalanan mengejar gelar sarjana di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Jombang.

Baca Juga: Ratusan PTPS Resmi Dilantik, Ketua Bawaslu Kota Madiun: Jangan Takut Diintervensi

Seperti pada Rabu (17/1/2023) siang, wanita yang akrab disapa Anindya tampak tak seperti biasanya. Raut wajahnya terlihat campur aduk, antara sedih terharu dan bahagia.

Rupanya saat itu juga, perempuan 22 tahun yang terlahir dari daerah pinggiran Jombang tepatnya wilayah utara Sungai Brantas ini sedang menjalani ujian seminar proposalnya. Dari situ, membuatnya menjadi lebih semangat untuk berangkat dari kediamannya menuju kampus sejak pagi buta.

Baca Juga: Pedestrian Jalan Sultan Agung Dibongkar dan Dibuat Satu Arus, Ini Keterangan Bupati Ponorogo

Diceritakannya, jarak tempuh jika menggunakan sepeda motor dari rumahnya ke kampus sekitar 40 menit hingga satu jam-an. Tak lepas dari perjalanan menyeberang Sungai Brantas dengan perahu tambang dan jalanan yang penuh lubang.

“Paginya saya diantar ibu dari rumah. Ya kalau saya biasanya sekitar 40 menit kadang satu jam dari rumah ke kampus. Yang bikin lama itu mungkin pas nambang lewat sungai dan melewati sebagian jalan-jalan yang berlubang kan harus pelan-pelan. Saking semangatnya sempro, berangkat pagi tadinya,” ujar Anindya dalam ceritanya.

Baca Juga: Ular Jali Datangi Kantor Dispendukcapil Kabupaten Trenggalek

Pantauan di lokasi, tepatnya halaman kampus yang akrab dijuluki kampus Insan Penuh Cinta ini, cuaca siang hari jadi redup tertutup awan mendung. Saat itu, Anindya terlihat sudah memasuki ruangan sidang seminar proposalnya dengan berseragam putih dan berselimut jas almamater kampus setempat.

Di ruang 204 ini, ia terlihat tegang. Kendati demikian, rata-rata pertanyaan yang dilontarkan dua penguji di hadapannya terjawab dengan santai. Ujiannya berlangsung sekitar satu jam, kata ‘cukup’ dari penguji membuatnya langsung mengelap keringat panas dengan kebingungannya.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya