Baginya, Kota Blitar adalah kota yang kaya akan seni dan budaya. Tak hanya itu kekayaan lain dapat dilihat dari potensi kerajinan dan perikanan hingga wisata. Tak heran jika karya batiknya berkutat pada potensi yang ada di Kota Blitar.
Baca Juga: Terduga Pelaku Pembunuhan Mahasiswa Unitri asal NTT Teridentifikasi
Selain potensi di kota, di Kabupaten Blitar juga tak luput dari incarannya. Contoh motif yang dikembangkan mulai motif ikan Koi, kendang jimbe, hingga batik tutur kebun kopi Karanganyar di Nglegok, Kabupaten Blitar, serta motif yang ada di Candi Penataran.
“Banyak. Termasuk di antaranya barongan kucingan khas Kota Blitar,” katanya.
Menurutnya, alasan membuat motif barongan kucingan tak lain agar Kota Blitar semakin terkenal. Apalagi barongan kucingan juga menjadi ikon Kota Blitar dan dicatatkan pada rekor MURI dengan jumlah penari terbanyak total 1.117 penari.
Baca Juga: Trenggalek Pemilihan Putri Otonomi Indonesia 2024, Bibir Pantai akan Dijadikan Catwalk
“Dan akhirnya pada 2022 lalu saya mulai mengembangkan motif batik barongan kucingan. Geliat membuat motif batik semakin tinggi setelah para seniman banyak yang saya ajak konsultasi barongan kucingan cocok untuk mengenalkan kesenian khas. Utamanya di Kelurahan Blitar yang banyak seniman jaranan,” katanya.
Tak disangka kali pertama mengenalkan motif barongan kucingan mendapat respons luar biasa. Bukan hanya dari warga biasa tetapi juga dari Pemkot Blitar. Para instansi menganggap motif barongan kucingan unik dan belum ada dan bisa dijadikan ikon khas Kota Blitar.
“Dukungan ini yang kami perlukan. Sehingga kami lebih bersemangat berkreasi,” katanya.
Bahkan dirinya juga siap jika diajak untuk mengenalkan batik ke kancah nasional. “Ini demi mengenalkan batik khas Kota Blitar secara luas.” Imbuh pria itu.
Baca Juga: Berkah Iduladha, Pembuat Bumbu Desa Dukuhklopo Jombang Banjir Pesanan
