Kondisi Pakistan akibat bencana banjir musiman yang berkepanjangan sejak Juni lalu semakin memprihatinkan. Baru-baru ini, sebanyak 1.343 orang dikonfirmasi meninggal dunia, setelah ditemukannya lagi 18 korban pada Rabu, 7 September.
Penyebab banjir ini adalah karena cuaca ekstrem akibat dari global warming. Selain curah hujan monsoon yang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya, Pakistan juga terkena imbas dari cairnya gunung es yang terletak di bagian timur Pakistan.
Hal ini membuat Pakistan mengalami bencana banjir terburuk sepanjang sejarah, dengan 33 juta orang yang terdampak.
Menurut Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, kerugian akibat banjir ini mencapai 10 miliar dolar Amerika dengan kerusakan infrastruktur, perumahan, hingga peternakan.
Yang membuat bencana ini semakin miris adalah, perempuan dan anak-anak banyak menjadi korban. Banyak anak-anak yang meninggal karena terkena penyakit, kekurangan air bersih hingga kekurangan gizi.
UNICEF juga menghitung, banjir ini sudah merusak 17.566 sekolah, sehingga pendidikan untuk anak-anak Pakistan makin tertinggal setelah sebelumnya terhambat karena pandemi Covid-19.
Baca Juga: 4 Jenis Aglonema yang Paling Banyak Dicari Pecinta Tanaman Hias, Kamu Wajib Punya!
Sementara, keadaan para wanita tersebut juga semakin buruk karena banyak penyedia jasa kesehatan di Pakistan yang rusak parah karena banjir.
Menurut keterangan dari dr. Palitha Gunaratha Mahipala, wakil WHO di Pakistan, kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Terutama untuk 1,2 juta wanita Pakistan yang saat ini dalam kondisi hamil. Ratusan ribu di antara mereka sekarang berada di barak pengungsian dengan segala sesuatu yang serba terbatas.
