Trenggalek, SEJAHTERA.CO - Keterbatasan fisik tak menyurutkan niat sejumlah pelajar SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek untuk belajar membaca Al Quran.
Dengan Al Quran braille keterbatasan itu bisa diatasi. Kegiatan itu menjadi pemandangan umum selama ramadan di sekolah tersebut.
Baca Juga: PKK Kota Probolinggo Gelar Safari Ramadan Titik Terakhir
“Program mengaji Al Quran braille pada bulan ramadan merupakan kegiatan rutin tiap tahun,” kata Kepala SLB Kemala Bhayangkari 1 Trenggalek, Yessy Kurniawati.
Kegiatan belajar mengaji Al Quran braille itu diikuti oleh tiga pelajar tuna netra. Mereka secara khusus dibimbing untuk belajar mengaji Al Quran, meliputi bacaan panjang pendeknya hingga tajwidnya. Selain siswa tuna netra, ada beberapa siswa berkebutuhan khusus lainnya yang mengikuti kegiatan tersebut.
“Adapun kesulitan dalam membaca Al Quran braille yaitu di bagian panjang pendeknya bacaan. Untuk siswa yang sudah bisa membaca Al Quran dijadikan satu, pemisahan ini bertujuan agar para siswa bisa fokus mengikuti kegiatan pondok ramadan,” imbuhnya.
Baca Juga: Gerakkan Ekonomi Kreatif, Wali Kota Kediri Buka Ramadan Wedding Fest
Dalam kegiatan pondok ramadan yang berlangsung beberapa hari itu dibagi menjadi dua kelompok, disesuaikan berdasarkan hambatan serta kemampuan para siswa. Meskipun sulit, namun keuletan para siswa belajar membuahkan hasil. Lantunan suara Al Quran terdengar indah dari beberapa ruang kelas di sekolah.
“Misalnya dimana untuk siswa autis, kemudian hambatan pendengaran, grahita akan mendapatkan materi pengenalan puasa dan pengenalan rukun islam di masjid sekolah. Awalnya mereka kesulitan, namun dengan tekad yang kuat dan bimbingan dari pengajar yang rutin, akhirnya mereka mampu mengaji Al Quran braille dengan tajwid benar,” pungkasnya.
