Pemerintahan

Angka Putus Sekolah di Nusa Tenggara Timur Tinggi, Ini Penyebabnya

SEJAHTERA
  • Jumat, 7 Juli 2023 | 14:28
Anggota Komisi X DPR RI Anita Jacoba saat mengikuti pertemuan Kunjungan Kerja Spesifik Bidang Pendidikan Komisi X DPR di Kantor Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kota Kupang, NTT, Kamis (6/7/2023). (sejahtera)

 

KUPANG, SEJAHTERA.CO - Angka putus sekolah di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih tinggi dan disebut akibat belum meratanya akses pendidikan terutama di wilayah terpencil.

Dikutip dari Parlementaria, angka putus sekolah dan mengulang untuk tingkatan SMA mencapai 1.518 siswa, dan tingkatan SMK mencapai 1.059 siswa pada tahun ajar 2020-2021.

Anggota Komisi X DPR RI Anita Jacoba mengingatkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk berkomitmen mendukung pemerataan akses pendidikan.

Baca Juga: Terminal Tamanan Sepi Penumpang, Ini Kata Anggota DPR RI

Ia berjanji akan memastikan pemerintah pusat mengalokasikan annggaran pendidikan yang lebih besar di NTT untuk peningkatan sarana prasarana, kualitas SDM pendidik serta beasiswa.

“Untuk Pemerintah Daerah, (saya dorong agar) berkomitmen secara proaktif  untuk mewujudkan Program Pendidikan Wajib Belajar 12 tahun," ujar Anita dikutip dari Parlementaria.

Ia juga menyinggung soal asesmen nasional yang diniali belum optimal akibat masih adanya ‘gap’ pemahaman pelaksanaanannya.

Baca Juga: Simak! 5 Persiapan Khusus Sebelum Wawancara Kerja di Industri Kreatif

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya