Pemerintahan

Jembatan Bhinneka Tunggal Ika Trenggalek Diresmikan, Konstruksi Tahan Banjir untuk Tingkatkan Perekonomian

SANTOSO
  • Jumat, 10 November 2023 | 14:15
Mas Ipin saat meresmikan Jembatan Bhineka Tunggal Ika. (angga/memo)

 

Trenggalek, SEJAHTERA.COProses pembangunan Jembatan Guyangan atau disebut dengan nama lain Jembatan Bhinneka Tunggal Ika telah rampung. Jembatan yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Tugu yaitu Desa Gondang, Desa Winong, dan Desa Banaran itu mulai beroperasi setelah diresmikan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Rabu (8/11). 

Baca Juga: Pengurus Dewan Pendidikan 2020-2025 Dikukuhkan, Wabup Trenggalek Minta Ini

“Jadi ini termasuk proyek yang kemarin dibiayai investasinya oleh PT SMI, jadi kami memang punya effort di sini untuk bisa mewujudkan jembatan ini,” kata Mas Ipin saat meresmikan Jembatan Bhinneka Tunggal Ika di Desa Gondang. 

Menelan anggaran sekitar Rp 5 miliar, jembatan dengan panjang 45 meter, dan lebar 5 meter itu dibangun tanpa menggunakan tiang penyangga tengah. Langkah itu dilakukan untuk meminimalkan dampak kerusakan jika terjadi banjir bandang karena keberadaan fondasi di tengah itu berpotensi runtuh jika terus-terusan terkikis oleh air. 

Baca Juga: Perguruan Silat Legowo Tugunya Dibongkar, Sekretaris IPSI Tulungagung: Pemerintah Tak Pandang Bulu dalam Penertiban

Jembatan tersebut konstruksinya dibangun menggunakan beton precast sehingga spesifikasinya bukan main-main. Sedangkan tanpa tiang penyangga tengah dimaksudkan meminimalkan risiko kerusakan jembatan akibat banjir,” imbuhnya. 

Keberadaan jembatan itu menjadi akses vital bagi masyarakat tiga desa dan sekitarnya. Dengan keberadaan jembatan itu, Mas Ipin berharap mobilisasi warga bisa lancar sehingga meningkatkan perputaran perekonomian masyarakat. Dalam kesempatan itu, Mas Ipin meminta kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga infrastruktur yang baru saja dibangun tersebut. 

Baca Juga: Droping Air Bersih Terus Berlanjut ke Desa Ponggok Mojo Kabupaten Kediri

“Pembangunan jembatan sendiri sebenarnya telah diusulkan sejak lama. Akan tetapi karena kondisi fiskal pemerintah daerah saat itu, akhirnya baru bisa rampung dibangun tahun ini. Kalau untuk nama Jembatan Bhinneka Tunggal Ika sendiri disematkan oleh KH. Sulaiman, pengasuh Pondok Pesantren Al Badar Desa Gondang,” pungkasnya.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya