Citizen Journalist

Pertahankan Adat Mandi Jamas Megengan, Filosofis Penyucian Diri dari Hal Buruk, Lestarikan Lintas Generasi

SANTOSO
  • Minggu, 19 November 2023 | 23:40
Kegiatan Megengan Show di Desa Jajar beberapa tahun lalu. (angga/memo)

 

Trenggalek, SEJAHTERA.CO - Adat istiadat Mandi Jamas Megengan menyimpan nilai tersendiri bagi warga Desa Jajar, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek. Lebih dari setengah abad mereka mempertahankan budaya warisan leluhur yang memiliki filosofis penyucian diri sebelum memasuki bulan suci Ramadan. 

Baca Juga: Maulana Mido Satriansyah, Pesepak Bola Tulungagung Lolos Seleksi Garuda Select, Segera Jalani Pendidikan di Negara Sepak

Tepat sehari sebelum memasuki Ramadan menjadi momentum spesial bagi masyarakat Desa Jajar. Seperti pada umumnya, masyarakat di tanah Jawa, mereka melakukan kegiatan megengan sebuah tradisi yang dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan.

Megengan menurut filosofi Jawa berarti ngempet atau menahan. Yang mana dalam konteks bulan Ramadan berarti menahan dari hawa nafsu. 

Baca Juga: Ditinggal Jogging , Motor Warga Tulungagung Dicuri

Dengan sukarela warga memasak menu khusus untuk kemudian di doakan dan dibagikan langsung kepada tetangga sekitar. Ada pula yang disentrakan di musala atau masjid.

Tradisi turun temurun itu merupakan wujud suka cita masyarakat dengan berbagi makanan. Kegiatan itu juga dapat meningkatkan tali silaturahmi antar masyarakat. 

Baca Juga: Patroli dan Razia Cipkon, Pengunjung Kafe GOR Dibubarkan

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya