Ekonomi

Sistem Pembayaran Parkir dengan Barcode Diuji di 20 Titik 

SEJAHTERA
  • Kamis, 22 September 2022 | 00:00

Blitar, sejahtera.co - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Blitar terus memperkecil kebocoran pendapatan sektor parkir. Salah satunya dengan menerapkan pembayaran melalui sistem elektronik atau non tunai. 

Kepastian itu diungkapkan Kepala Dishub Kota Blitar, Juari. Dia mengatakan bulan iniada uji coba menerapkan pembayaran parkir di tepi jalan secara non tunai. “Dengan adanya pembayaran non tunai ini tidak ada kebocoran pendapatan dari sektor parkir. Karena pembayarannya melalui sistem elektronik,” kata Juari, Rabu (21/9). 

Dia mengatakan sistem pembayaran menggunakan barcode. Nantinya juru parkir akan menunjukkan kode atau barcode QRIS kepada pengendara. Selanjutnya pengendara cukup memindai barcode dan akan terpampang jumlah uang parkir yang dibayar.

Sistem QRIS ini berlaku bagi pengendara yang memiliki aplikasi M-banking dengan fasilitas QRIS. “Mudah dan cepat. Cukup scan barcode. Petugas nanti akan membawa atau menunjukkan barcode QRIS-nya,” katanya.

Juari menambahkan, uji coba berlaku di 20 titik lokasi parkir. Salah satunya di Jalan Merdeka Blitar. Di lokasi ini terdapat sejumlah kantong-kantong parkir di depan toko yang kerap didatangi konsumen.

Ketika  uji coba di 20 titik sukses, lokasi atau titik parkir lain yang tersebar di tiga kecamatan bakal menyusul. Berdasarkan data di dishub, lokasi parkir dengan petugas parkir resmi ada sekitar 161 titik.

Sementara untuk jumlah petugas parkir  resmi sekitar 276. Untuk tahun ini target pendapatan dari sektor parkir dipatok sekitar Rp 1,3 miliar. “Kalau untuk tarif parkir tidak ada perubahan. Sepeda motor Rp 2 ribu, mobil Rp 3 ribu,” katanya. 

Sementara itu uji coba penerapan pembayaran  parkir menggunakan barcode di respons beragam. Sejumlah pengendara menyambut positif, tetapi ada pula yang menganggap ribet.

Pasalnya pengendara yang membayar menggunakan barcode berlaku bagi yang memiliki layanan M-banking di ponsel. Bagi yang tidak memiliki harus menggunakan pembayaran manual alias bayar tunai. “Saya tidak punya M-banking. Ya terpaksa bayar tunai saja,” kata Maimunah, pengendara asal Srengat. (Koran Memo)

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya