Bahkan dia juga mencoba mendaftar untuk kuota penukaran uang yang diadakan di Kediri yang mana kuota tersebut juga sudah habis. Joko sempat mencoba untuk bertanya kepada petugas BI, sayangnya dia justru dibuat kecewa lantaran petugas tidak bisa memberikan pelayanan apabila belum mendaftar secara daring.
“Yah mau bagaimana lagi, kuotanya sudah habis, petugas juga tidak melayani penukaran uang kalau belum daftar online,” pungkasnya.
Baca Juga: Mengemban Jabatan Baru, Wakapolda Jatim Silaturahmi ke Ponpes Kediri
Sementara itu, warga lainnya yakni Octavia Panca Resnawati mengaku dia harus menempuh perjalanan puluhan kilometer untuk bisa mengikuti penukaran uang yang diadakan oleh BI cabang Kediri. Bagaimana tidak, dia yang merupakan warga Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar itu harus datang ke Tulungagung untuk bisa menukarkan uangnya.
Bahkan, sebelum datang ke Tulungagung, empat hari yang lalu dia juga masih harus berlomba-lomba dengan pendaftar lainnya secara daring untuk bisa mengikuti penukaran uang tersebut. Dia bahkan rela menempuh jarak sekitar 22 kilometer untuk bisa mendapat uang baru tersebut lantaran tidak ingin menggunakan jasa penukaran uang.
“Kalau yang dari BI inikan gratis ya, kalau pakai jasa penukaran uang kan harus bayar jasanya, mending tukar langsung ke bank,” kata Octavia Panca Resnawati.
Baca Juga: Tiba di Kampung Halaman, Disambut Salawatan, Anas Langsung Sungkem ke Ibunda
Terkait uang yang ditukarkan, Octavia mengaku, dia menukarkan uang senilai Rp 3,8 juta yang terdiri dari pecahan Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 20.000 edisi Tahun Emisi 2022. Diketahui uang yang dia tukarkan tergolong banyak lantaran uang tersebut sebagian merupakan titipan dari anggota keluarganya.
Menurut Octavia, dia sendiri baru pertama kali ini bisa mengikuti penukaran uang yang diadakan oleh BI Cabang Kediri meski ada di Tulungagung. Pada tahun lalu, penukaran uang oleh BI sebenarnya juga ada di Kabupaten Blitar. Hanya saja dia terlambat untuk mendaftar, sehingga kuotanya sudah habis.
