“Untuk itu dengan pelatihan ini kami berharap bisa meningkatkan profesionalitas, kompetensi dan keterampilan personil,” imbuhnya.
Baca Juga: Patroli Jalur Pansela, Antisipasi Balap Liar hingga Tindak Kejahatan
Priyo menambahkan, dengan pelatihan di Kantor Basarnas yang berlangsung selama tiga hari itu, Tim URC yang terdiri dari BPBD, Satpol PP, PMI dan Tagana itu diharapkan bisa bertindak cepat dan memberikan respons tepat.
Pasalnya penanggulangan bencana di area perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan misalnya operasi SAR di lautan, gunung, maupun tempat lainnya.
“Pelatihan ini dilakukan selama tiga hari, ada sebanyak 25 personil yang mengikuti pelatihan di Kantor Basarnas Pos SAR Trenggalek,” pungkasnya.
Baca Juga: Kelompok Ternak Lambu Sejahtera di Desa Tanggungan Jombang Berharap Penjualan Sapi Maksimal
Koordinator Basarnas Pos SAR Trenggalek, Yoni Fariza mengatakan, bencana perkotaan tentu memiliki penyikapan berbeda terutama dalam hal pertolongan pertama. Dibandingkan dengan bidang SAR lainnya misalnya seperti operasi di lautan, gunung, atau pedesaan, operasi USAR memakan waktu cukup lama dan menuntut secara teknis.
Misalnya operasi pencarian dan penyelamatan korban gempa di area perkotaan. Biasanya potensi dampak gempa di area perkotaan cenderung lebih parah ketimbang di daerah pedesaan. Hal ini dipengaruhi oleh struktur bangunan yang mendominasi dan kepadatan penduduk. Untuk itu perlu kecepatan dan ketepatan dalam melakukan penanggulangan bencana untuk meminimalkan risiko.
Baca Juga: Manajemen Persik Kediri Pasang Ekspektasi Tinggi
“Untuk itu mereka akan mendapatkan materi medis dasar dan penggunaan alat rescue untuk penanganan bencana perkotaan. Tujuan kegiatan ini supaya jika terdapat bencana alam maupun non alam URC bisa melakukan pertolongan pertama,” kata Yoni.
