Trenggalek, SEJAHTERA.CO - Perjalanan koperasi di Bumi Menak Sopal tak sepenuhnya berjalan mulus. Ditengah merebaknya pendirian koperasi anyar, namun tak sedikit pula koperasi yang dibubarkan. Setidaknya ada ratusan koperasi dibubarkan dengan berbagai alasan.
Baca Juga: Harga Tinggi, Warga Desa Bangunrejo Ponorogo Jadikan Beras untuk Mas Kawin
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Trenggalek, Saniran mengatakan, alasan yang paling mendasar koperasi dibubarkan adalah tidak aktif. Koperasi tidak aktif itu hanya menjadikan beban pengeluaran pajak, namun disisi lain tidak mendapatkan pemasukan dari usaha-usaha yang digeluti.
“Jadi permintaan itu ada yang datang juga dari pengurus, misalnya ketika kami temui minta dibubarkan. Kemudian ada juga yang datang ke kami dari anggota karena berkenaan soal pajak,” kata Saniran, Kamis (29/2).
Alasan lainnya dari pembubaran koperasi itu adalah dugaan koperasi fiktif. Kondisi itu, kata Saniran, dilihat dari banyak aspek. Diantaranya adalah struktur pengurusan dan anggotanya hingga kantor koperasinya yang tidak jelas. Kondisi itu diketahui saat dinas itu melakukan survei dalam rangka pembinaan agar koperasi tetap sehat.
“Anggotanya tidak jelas, kita surati, kita datang dan tanya rt/rw tidak tahu. Kemungkinan fiktif,” imbuhnya.
Merujuk data, sepanjang tahun 2023 ada sebanyak 178 koperasi yang dalam proses pembubaran. Sementara untuk koperasi yang aktif sebanyak 417 koperasi sehingga jumlah koperasi di Trenggalek berjumlah 595 koperasi.
Jumlah pembubaran koperasi pada tahun 2023 itu lebih sedikit ketimbang jumlah koperasi yang dibubarkan pada tahun 2022 sebanyak 189 koperasi.
