Trenggalek, SEJAHTERA.CO - Minimnya alat kelengkapan keselamatan melaut menjadi pemicu tingginya fatalitas kecelakaan nelayan di Teluk Prigi Trenggalek. Abainya aspek keselamatan melaut itu menjadi perhatian otoritas Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi.
“Nelayan yang ada di PPN Prigi ini, terutama yang nelayan kecil itu merasa keberatan kalau membawa alat keselamatan,” kata Kepala PPN Prigi Trenggalek, Ririn Sugihariyati.
Dia mengklaim sering menyosialisasikan perihal kelengkapan keselamatan melaut itu, diantaranya adalah baju pelampung.
Meskipun itu merupakan aspek vital untuk menunjang keselamatan nelayan ketika terjadi insiden di lautan, namun menurutnya masyarakat nelayan masih abai.
“Kami sudah sering mensosialisasikan terkait alat keselamatan, tapi memang nelayan di PPN Prigi keberatan kalau membawa alat keselamatan. Saat diingatkan, nelayan beralasan keberadaan alat keselamatan tersebut justru membuat risih ABK (Anak Buah Kapal) saat beraktivitas mencari ikan di laut,” imbuhnya.
Imbasnya, kata Ririn, abainya nelayan terhadap kepatuhan standar keselamatan melaut itu membuat tingginya risiko fatalitas keselamatan nelayan saat terjadi kecelakaan. Rentetan kecelakaan laut nelayan Teluk Prigi tak absen dari adanya korban jiwa dalam beberapa waktu terakhir.
Misalnya kecelakaan laut yang menimpa KM Mandala di Pantai Gayasan Blitar pada September 2023. Kapal yang membawa 23 ABK itu mengalami kecelakaan hingga membuat 8 ABK sampai saat ini belum ditemukan.