Peristiwa

Emak-emak Masih Primadona, Zaman Modern, Tanam Padi Tidak Lagi Mundur

SANTOSO
  • Selasa, 26 Desember 2023 | 16:06
Emak-emak menanam padi dilahan sawah di Desa Plosorejo (gimo/memo)

Kediri, SEJAHTERA.CO - Meski Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mempromosikan penanaman padi menggunakan mesin namun tenaga manusia, terutama emak-emak masih menjadi rebutan.

Baca Juga: JLS Trenggalek Jadi Magnet Wisatawan, Terjebak Kemacetan Berjam-jam tapi Terbalas

Terbukti, saat musim tanam Desember 2023 ini, di sebagian wilayah Kabupaten Kediri, tenaga emak-emak untuk menanam padi masih menjadi primadona.

Kalau lagi musim tanam seperti saat ini, emak-emak ini dapat bekerja full time atau sehari penuh dan dapat berpindah hingga tiga tempat.

Baca Juga: Bupati Ponorogo Turun Langsung Mengamankan Ibadah Natal, Tidak Boleh Ada Yang Mengganggu Kerukunan Umat

Upah mereka, untuk sawah ukuran (istilah petani banon atau bata seratus) bervariasi, mulai dua ratus delapan puluh ribu rupiah hingga tiga ratus dua puluh ribu rupiah.

Kenapa berbeda? Untuk tanah yang lumpurnya lembek atau lunak, upahnya normal dua ratus delapan puluh ribu rupiah. Sementera jika tanahnya keras, upahnya tiga ratus ribu rupiah dengan ukuran lahan sama.

Baca Juga: Peringati Hari Ibu, Yunita Rafika Sari, Teringat Pesannya Agar Menjadi Wanita Mandiri

Sementara yang upahnya tiga ratus dua puluh ribu rupiah, biasanya mengambil tenaga kerja dari luar desa yang jaraknya ke sawah bias sampa dua kilometer lebih.

Misalnya saja, lahan sawahnya di Desa Plosorejo, Kecamatan Gampengrejo, tenaga kerjanya diambilkan dari kawasan Desa Njeblok Kecamatan Kayen Kidul atau kadang dari kawasan barat  sungai Brantas.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya