Trenggalek, SEJAHTERA.CO - Pencarian Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Motor Nelayan (KMN) SB Bharokah Trenggalek dihentikan setelah petugas gabungan melakukan operasi SAR selama tujuh hari.
Baca Juga: Bubarkan Aksi Bocil Bermain Meriam Spirtus, Ini Kata Kapolsek Ponorogo
Selama tujuh hari pencarian itu, petugas belum menemukan keberadaan ABK itu pasca dilaporkan mengalami kecelakaan laut pada Selasa (26/3) di Perairan Karangmalang.
“Sesuai SOP operasi dihentikan, namun jejaring komunikasi tetap dilakukan untuk memantau keberadaan korban,” kata Kapolairud Prigi, Aipda Maryanto, Senin (1/4).
Baca Juga: Prediksi Terminal dan Stasiun, Dijubeli Penumpang H-3 Lebaran
Jejaring komunikasi itu dilakukan hingga kepada para nelayan yang ada di wilayah Pacitan. Petugas meminta kepada para nelayan Pacitan untuk memberitahukan kepada petugas jika menjumpai ABK yang dilaporkan hilang pasca mengalami kecelakaan laut bersama nahkodanya. Dalam kasus itu, nahkoda kapal berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
“Selain itu, sebelumnya kita juga melakukan pencarian hingga wilayah Perairan Tulungagung, namun korban belum ditemukan,” imbuhnya.
Baca Juga: Babak 80 Besar Liga 3 Nasional, Persedikab Main di Kandang
Dalam proses pencarian itu, petugas mengerahkan satu unit perahu karet dari Basarnas Pos SAR Trenggalek hingga perahu-perahu nelayan. Saban harinya, ada sebanyak 6 hingga 10 perahu nelayan dikerahkan untuk mencari korban yang mengalami kecelakaan di sekitar 6-7 mil laut dari bibir pantai. Operasi itu terkadang terkendala kondisi cuaca hingga gelombang tinggi.
“Namun hingga tujuh hari pencarian, korban belum ditemukan. Basarnas menyatakan hari ini operasi SAR resmi ditutup, dilanjutkan dengan jejaring komunikasi,” ujarnya.