Pantai Midodaren Tak Punya Akses Jalan Utama

DPRD Tulungagung Setuju Pembangunan Jalan Alternatif Sementara

Tulungagung, sejahtera.co - Pantai Midodaren yang sudah beroperasi rupanya masih belum memiliki akses jalan yang tetap. Pasalnya, saat ini akses jalan yang bisa dilalui menuju Pantai Midodaren hanya melalui Pantai Gemah saja. Namun demikian, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tulungagung menyetujui pembangunan jalan alternatif sementara menuju Pantai Midodaren. 

Ketua Komisi D, DPRD Kabupaten Tulungagung, Abdullah Ali Munib mengatakan, meski Pantai Midodaren pantai Midodaren belum memiliki akses jalan sendiri menuju lokasi wisata tersebut. Saat ini pengelola masih melakukan koordinasi dengan pihak Perhutani untuk melakukan proses pembukaan lahan. “Itu karena untuk proses pembukaan lahan harus ada perjanjian kerja sama (PKS) antara investor dengan perhutani,” kata Abdullah Ali Munib, Senin (19/9).

Sayangnya, jelas Munib, proses koordinasi PKS antara investor dengan Perhutani sampai saat ini belum ada titik temu. Sehingga pembukaan lahan untuk jalan utama menuju Pantai Midodaren belum ada kejelasan.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung sempat mengusulkan anggaran untuk membuat jalan alternatif menuju Pantai Midodaren melalui Pantai Gemah. Soal usulan itu, Ketua Komisi D mengaku setuju mengingat pembangunan memiliki dampak positif bagi wisata di Tulungagung.

“Sudah kami setujui pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) kemarin, mengingat status tanah yang dibangun juga milik Pemkab,” jelasnya.

Dengan kondisi tersebut, ujar Munib, terpaksa para wisatawan harus dikenakan 2 tiket masuk sekaligus. Itu karena wisatawan dikenakan tiket masuk menuju Pantai Gemah terlebih dahulu.

Setelahnya saat hendak memasuki area Pantai Midodaren, wisatawan kembali akan dikenakan tiket masuk. Selain itu karena pembangunan jalan bersifat sementara, maka kendaraan besar seperti bus tidak bisa lewat jalur itu.

Dengan begitu, kendaraan besar harus parkir di area Pantai Gemah. “Kan kasihan sudah dibangun tetapi tidak ada jalannya, padahal potensinya besar. Tetapi setelah ini pihak investor tetap memiliki kewajiban untuk membangun jalan utama,” pungkasnya.(sho)