Citizen Journalist

Santri Ponpes At-Tahzib Selama Ramadan, Ngaji Kitab Kuning dari Pagi hingga Malam

SANTOSO
  • Jumat, 15 Maret 2024 | 20:09
Para santri di pesantren ini giat mengisi waktu bulan suci dengan kegiatan mengaji puluhan kitab kuning. (agung/sejahtera.co)


Jombang, SEJAHTERA.CO - Pondok Pesantren (Ponpes) At-Tahzib yang terletak di Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, telah memasuki suasana Ramadan dengan penuh semangat.

Baca Juga: Kreativitas Berpadu dengan Keberkahan, Perajin Mahkota Kubah Masjid Desa Janti Kecamatan Jogoroto Jombang Banjir Pesanan

Para santri di pesantren ini giat mengisi waktu bulan suci dengan kegiatan mengaji puluhan kitab kuning.

Pesantren At-Tahzib yang berada di ujung selatan kota Jombang, dekat perbatasan Kabupaten Kediri, merupakan pusat pembelajaran agama Islam yang konsisten mengajarkan keagamaan kepada para santrinya. Dalam bulan Ramadan, para santri mengikuti kegiatan mengaji kitab kuning mulai dari pagi hingga malam hari.

Baca Juga: Jangkau Tenaga Pendidikan, Dispendukcapil Kota Kediri Aktivasi IKD Guru TK

Dalam pantauan di lokasi pesantren, terlihat para santri berkumpul dengan khusyuk, duduk berjejer untuk mengikuti pengajian kitab kuning yang dipimpin oleh ustadz pesantren. Mereka dengan penuh perhatian menyimak penjelasan dari ustadz dan menyalin isi kitab kuning yang diajarkan.

Pengasuh Pondok Pesantren At-Tahzib, KH Ahmad Masruh IM, menceritakan bahwa pondok pesantren ini didirikan oleh Romo KH Insan Mahin pada tahun 1962.

Baca Juga: Awal Ramadhan, Pemerintah Kota Kediri Gelontorkan Bantuan Pangan ke 33.632 Penerima

"Dari awal berdirinya dengan hanya 15 santri, kini pesantren ini telah berkembang menjadi tempat mondok bagi sekitar 2000 santri baik putra maupun putri dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara," kata KH Ahmad Masruh, Kamis (14/3/2024).

Gus Masruh menjelaskan bahwa di bulan Ramadan ini, para santri diberikan kebebasan untuk memilih kitab kuning yang ingin mereka pelajari. Ada sekitar tujuh puluh kitab kuning yang diajarkan di pesantren tersebut.

Baca Juga: Safari Ramadan, Sekda Ajak Masyarakat Tingkatkan Keimanan dan Rasa Kemanusiaan

"Mulai dari yang dasar hingga yang lebih mendalam, sesuai dengan minat dan minat para santri," lanjutnya.

Selain belajar ilmu agama, para santri juga diajarkan tentang akhlaq dan fiqih, yang merupakan bagian penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian yang baik.

"Di bulan Ramadan ini, suasana belajar pun menjadi lebih khusyuk dan penuh berkah, karena santri berdoa dan bertakbir sambil mengaji kitab kuning," ungkapnya.

Baca Juga: SPBU di Kediri Terbakar Belum Operasional, Pemilik Mobil Masih Misteri

Sementara, Mohamad Nur Hidayat, seorang santri dari Magetan, berbagi pengalamannya di bulan Ramadan ini. Ia mengungkapkan bahwa di bulan Ramadan, banyak kesempatan bagi para santri untuk mengaji karena libur sekolah.

Pada hari itu, ia dan teman-temannya mempelajari kitab kuning Safinatun Najah tentang rukun iman.

Baca Juga: Diduga Sopir Tak Konsentrasi, Truk Keramik Terjun ke Jurang Trenggalek

"Dari mengaji kitab kuning tersebut, kami mendapatkan banyak ilmu yang nantinya akan menjadi bekal ketika kami lulus dan terjun ke masyarakat. Ilmu yang kami peroleh tidak hanya untuk disimpan, tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari," tutupnya dengan penuh semangat.

Reporter : Taufiqur Rachman / Agung Pamungkas 

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Terkait

Berita Lainnya