Blitar, SEJAHTERA.CO - Momen Ramadan membawa berkah bagi pengrajin rebana dan beduk. Suparno, warga Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar ini pun harus kerja ekstra karena banjir pesanan.
Baca Juga: Terduga Pelaku Pembuangan Bayi, Dikenakan Wajib Lapor, Ini Kata Kasat Reskrim Polres Kediri
Kelurahan Sentul merupakan ikon Kota Blitar. Ikon karena di kelurahan ini banyak ditemui pengrajin kerajinan berbahan dasar kayu. Seperti kendang jimbe, otok-otok, tasbih, papan catur, rebana hingga beduk. Produknya pun sudah dikirim ke sejumlah kota di Indonesia. Bahkan sudah diekspor ke mancanegara.
Nah, salah satu pengrajinnya adalah Suparno. Pria kelahiran 53 tahun silam ini sudah menekuni pembuatan rebana dan beduk sudah 20 tahun lebih. Saking lamanya, di Sentul dijuluki sang maestro pengrajin kendang, rebana dan beduk.
Baca Juga: Serambi 2024, Kpw BI Kediri Sediakan Uang Pecahan Senilai Rp 4,8 Triliun
Tak heran di seluruh sudut halaman depan dan belakang rumah dipenuhi dengan tumpukan rebana hingga kendang. "Alhamdulillah kalau Ramadan pesanan meningkat. Dalam sebulan biasanya menerima 2 order, kalau Ramadan bisa sampai 8 orderan," katanya.
Para pemesan bukan hanya dari Blitar, tetapi juga luar kota. Bahkan sampai Kalimantan. Rebana misalnya, banyak dipesan karena saat ini grup salawat lagi ngetren. Bahkan hampir tiap musala ada grup rebana. Sementara beduk, biasanya dipesan seiring dengan pembangunan musala atau masjid.
Baca Juga: Gugatan 11 Kepala Daerah Dikabulkan, Jabatan Bupati Batal Berakhir 2024
"Rebana yang paling banyak dipesan. Bahkan jauh sebelum Ramadan sudah stok. Kalau untuk beduk pengerjaan cepat syaratnya harus pekerjanya juga banyak," katanya.
Bapak satu anak ini menambahkan untuk satu set rebana terdiri dari 9 unit rebana dijual Rp 2,5 juta tergantung ukuran. Sementara untuk beduk, satu unit ukuran sedang dibanderol Rp 10 juta.