Kediri, SEJAHTERA.CO - Perasaan iba akan muncul ketika kita mengetahui wanita lanjut usia (lansia) yang hidup sebatang kara. Rambutnya sudah memutih, dan tak bisa berjalan. Ia pun jarang dimandikan.
Baca Juga: Akhir Maret Diprediksi Panen Raya, DKPP Kabupaten Kediri: Hasilkan 90 Ribu Ton GKP
Ke mana pun, wanita lansia ini hanya bisa ngesot di dalam maupun luar rumahnya yang sederhana. Tidur pun di lantai yang beralaskan plastik. Beruntung rumahnya sudah dipugar pemerintah desa setempat.
Wanita lansia sebatang kara tersebut adalah Giman. Di usianya yang sudah 110 tahun, Mbah Giman hidup sebatang kara di rumahnya, Dusun Kedungsari, Desa Kedungsari, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri.
Baca Juga: Perdalam Ilmu Agama, ODGJ di Yayasan Griya Kasih Jombang Ikuti Pondok Ramadan
Untuk bertahan hidup, Mbah Giman hanya mengandalkan bantuan sosial dari pemerintah yang dikelola oleh keponakannya. Juga dari tetangga yang acap kali memberinya makanan.
Wanita lansia yang semasa mudanya berdagang gerabah keliling ini mendapat jatah beras 10 kilogram per bulan, dan uang tunai Rp400 ribu per 3 bulan dari pemerintah.
Meski sudah usia senja, ingatan Mbah Giman masih tajam. Dia akan mengenali orang yang pernah bertandang ke rumahnya. Hal itu ditunjukkan saat Srikandi GM datang ke rumahnya.
Komunitas binaan Marhaen Djumadi, mantan Bupati Nganjuk di bawah komando Marti Sulistiani ini sudah dua kali menjenguk Mbah Giman.