Kediri, SEJAHTERA.CO -Diperkirakan lahan padi di Kabupaten Kediri seluas 15.000 hektar akan memasuki panen raya di akhir Maret hingga awal April 2024. Dari ribuan hektar padi tersebut akan di dapat 6 ton per hektare padi gabah kering panen (GKP).
Baca Juga: Perdalam Ilmu Agama, ODGJ di Yayasan Griya Kasih Jombang Ikuti Pondok Ramadan
Jika 15.000 hektare lahan padi dikalikan 6 ton hasil rata-rata maka jumlahnya mencapai 90 ribu ton gabah kering panen (GKP). Hasil itu sudah standar panen normal lahan padi di Kabupaten Kediri.
Secara umum per wilayah daerah panen beda pula kualitas panenan dengan hasil rendemen beda. Hal ini bisa disebabkan pola musim tanam yang beda, saat musim panen sekarang ini ditanam pada akhir musim kemarau dan saat panen puncak musim hujan. Diperkirakan musim panen di triwulan pertama tahun 2024 ini hasilnya bagus.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri melalui Arbai Kepala Bidang (Kabid) ketersediaan, distribusi dan kerawanan pangan(DKPP) Kabupaten Kediri menjelaskan, perkiraan panen bagus karena tidak ada fuso di Kabupaten Kediri dan sawah jelang panen tidak terdampak bencana. Karenanya petani modern harus paham prakiraan cuaca untuk menentukan pola awal masa tanam.
“Kualitas hasil produk padi di setiap daerah beda maka petani ketika akan tanam harus pilih varietas benih yang baik kalau ingin mutunya lebih baik. Perlunya pilih benih varietas unggul agar tahan pada hama ataupun situasi tertentu batang tidak roboh atau gabuk dan tahan pada hama," jelasnya.
Baca Juga: Bobol Gawang Persik Dua Kali, Marko Simic, Striker Persija Jakarta Terpilih Jadi “Man of The Match”
Arbai menambahkan, untuk hasilkan produk bagus dan capaian meningkat setiap tahun, petani harus sering konsultasi dengan ppl setempat. Karena ppl paham karakter lokasi tanah maka petani juga perlu ikuti ppl untuk pilih benih padi varietas tanaman baik dan tahan hama.
Reporter : Bakti Wijayanto