Ekonomi

Harga BBM Naik, Petani Keluhkan Biaya Produksi

SEJAHTERA
  • Senin, 12 September 2022 | 00:00

Madiun, sejahtera.co - Pascakebijakan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, petani di Kabupaten Madiun menjerit lantaran ongkos produksi di sektor pertanian melonjak. 

Para petani mengkhawatirkan harga jual hasil pertanian tidak bisa mengikuti kenaikan ongkos produksi. Seperti diungkapkan Zamron salah satu petani padi Desa Kaibon Kecamatan Geger.

"Untuk mengairi sawah, membutuhkan solar puluhan liter setiap harinya. Ongkos produksi semakin tinggi semula Rp 5.150 sekarang Rp 6.800 per liternya," ungkapnya, Minggu (11/9). 

Ia mengatakan hal tersebut menjadi kendala untuk para petani setempat dalam mengelola sawah. Dengan naiknya harga solar secara otomatis akan meningkatkan biaya produksi pertanian. Selain itu, keberadaannya yang dirasa cukup sulit untuk didapatkan. 

Sedangkan pada musim kemarau seperti ini, para petani di desa tersebut bisa menghabiskan 15 sampai 20 liter solar dalam waktu sehari untuk menyalakan disel pompa air.  "Ya menjadi kendala, keberadaan carinya juga harganya yang semakin mahal," ujarnya.

Tidak dapat berbuat banyak, mereka pun tetap rela mengantre demi untuk mendapatkan solar bahkan dengan harga yang sudah naik lantaran menjadi kebutuhan yang krusial bagi para petani. Pun, berharap hasil panen kali ini baik, tidak seperti panen sebelumnya yang terserang hama hingga gagal panen. "Harapan kita panen nanti baik, tidak gagal, supaya tidak rugi dengan biaya produksi yang tinggi," pungkasnya.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya