Ekonomi

Sopir Bus dan Angkot Keluhkan Sepi Penumpang

SEJAHTERA
  • Selasa, 13 September 2022 | 00:00

Trenggalek, sejahtera.co - Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dikeluhkan sejumlah sopir bus dan angkutan umum lainnya di Kabupaten Trenggalek. Mereka menilai, kondisi itu berdampak pada sepinya penumpang yang menurun hingga 50 persen pascakenaikan BBM itu ditetapkan.

“Biasanya berangkat dari Trenggalek bisa penuh, tapi sekarang cuma setengahnya saja,” kata Imam Hudi, sopir angkot dengan trayek Trenggalek – Panggul, Senin (12/9).

Dia mengaku, untuk menyiasati agar tidak merugi, para sopir menaikkan harga tarif angkot sebesar Rp 5 ribu. Namun kondisi itu berimbas pada minat penggunaan jasa angkutan umum dalam kota itu.

“Biasanya tarif  Trenggalek – Panggul Rp 30 ribu, sekarang naik Rp 5 ribu menjadi Rp 35 ribu,” ungkapnya.

Kondisi serupa disampaikan beberapa sopir angkutan umum di Terminal Bus Surodakan Trenggalek.

Mujiono misalnya. Sopir bus trayek Trenggalek – Surabaya itu mengatakan, kenaikan harga BBM itu berdampak pada kenaikan tarif angkutan. Kondisi itu berimbas pada jumlah pengguna armada tersebut.

“Penumpang bus ekonomi saat ini turun sekitar 25 persen dibandingkan sebelum penyesuaian tarif. Sekarang Rp 40 (dari Trenggalek ke Surabaya, red). Sebelumnya Rp 31,” kata dia, diamini para sopir armada bus maupun angkot lainnya.

Penurunan jumlah penumpang itu terjadi sejak adanya penyesuaian harga BBM pada 4 September 2022 lalu. Kondisi itu dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya adalah naiknya tarif angkutan imbas dari naiknya harga BBM.

Meskipun ada penyesuaian tarif angkutan, namun tidak bisa serta merta dilakukan karena ada beberapa regulasi yang mengaturnya.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya