Dengan kenaikan telur yang sangat tajam, salah pemilik toko kelontong di Desa Plosorejo, Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Siti Kolipah juga bingung menjualnya.
Betapa tidak, kata dia, harga telur yang selama ini antara Rp 17.500 hingga Rp Rp 19.000, dua hari ini melambung tinggi.
Menurut catatannya, pada Selasa (21/12) lalu, harga di kandang masih ditawarkan Rp 23.500 per kilogram.
Sehari kemudian, pada Rabu (22/12) naik menjadi Rp 25.000 per kilogram, dan tidak boleh ditawar.
Padahal Selasa malam, dia sudah sepakat dengan pemilik kandang, pesan dua kotak dengan harga Rp 23.500 per kilogram.
Tapi begitu Rabu pagi harga sudah Rp 25.000, pemilik kandang tidak dapat memberi harga kemarin malam yang disepakati.
“Ya terpaksa ikut dengan harga yang baru, Rp 25.000. Saya pesan satu kotak atau peti dengan harga Rp 250.000,†katanya.
Kejutan pun terjadi lagi. Pada Rabu (22/12) malam, Siti Kolipah ditelepon oleh pemilik kandang, harga telur naik lagi menjadi Rp 27.500 per kilogram.
Kemudian pada Kamis (23/12) pemilik kandang memberi kabar jika harga telur naik lagi mejadi Rp 28.500 perkilogram.
“Telor ini harus dijual berapa lagi ke tentangga. Wong-wong (ibu-ibu) pada ngomel tahu harga telur Rp 28.500,†keluh Kholif, sapaan akrabnya. (gim)
