Tulungagung, SEJAHTERA.CO - Petani tembakau di Kabupaten Tulungagung hanya bisa gigit jari lantaran hanya bisa memanen 40 persen tembakau saja. Hal ini terjadi lantaran banyak tembakau yang gagal panen lantaran terdampak banjir.
Baca Juga: Bencana Tanah Gerak Landa 7 Desa di Trenggalek
Ketua Kelompok Tani Makmur, Desa Kendalbulur Kecamatan Boyolangu, Endri Cahyono mengatakan, sepanjang tahun 2022 lalu produktivitas hasil panen tanaman tembakau yang dialami kelompoknya mengalami penurunan.
Bahkan, penurunan tersebut terbilang cukup signifikan lantaran tembakau mengalami gagal panen. Tercatat lahan tembakau potensial ada seluas 1.300 hektare, yang hanya bisa dipanen 40 persennya saja.
Kondisi itu diperparah dengan semua jenis tembakau yang ada di kelompoknya yang mengalami gagal panen tanpa pandang bulu.
Hal ini tentunya membuat para petani tembakau jadi merugi lantaran hasil panen tembakaunya tidak bisa maksimal.
Baca Juga: Asah Kepalangmerahan Pelajar di Ajang YURECO 2023
"Tahun kemarin hasil panen kami para petani tembakau mengalami penurunan secara signifikan," kata Endri Cahyono, Rabu (8/3).
Penurunan hasil panen itu, ungkap Endri, disebabkan lantaran faktor cuaca yang tidak menentu dan cenderung ekstrem yang terjadi di Kabupaten Tulungagung sepanjang tahun 2022.