Tulungagung, SEJAHTERA.CO - Harga komoditas cabai rawit yang ada di beberapa pasar Kabupaten Tulungagung fluktiatif mengalami kenaikan harga secara konsisten selama beberapa pekan terakhir. Padahal Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berwenang memantau stok cabai rawit masih cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Baca Juga: Sah, Raperda Jadi Perda APBD, Delapan Fraksi DPRD Kota Kediri Menyetujui
Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tulungagung, Zaenu Mansyur mengatakan, baru melakukan monitoring terhadap harga komoditas cabai rawit di pasaran. Dari upaya itu diketahui harga cabai rawit meningkat secara konsisten selama beberapa pekan.
Kenaikan setidaknya sudah terjadi sejak satu bulan terakhir, harganya melonjak tinggi melebihi harga normal. Saat ini, Senin (27/11) cabai rawit di pasaran saat ini dijual hingga menembus angka Rp 85 ribu perkilogramnya.
Baca Juga: 9 Alasan Pentingnya Serat dalam Beras Merah bagi Sistem Pencernaan, Benarkah Bisa Cegah Sembelit?
“Tetapi jika dibandingkan dua minggu yang lalu, harganya sempat menyentuh angka Rp 88 ribu perkilogram, jadi saat ini terbilang mulai ada penurunan meski harganya masih mahal,” kata Zaenu Mansyur, Senin (27/11/2023).
Zaenu menyebut, sejak awal November 2023, tren kenaikan harga komoditas cabai rawit di pasaran justru semakin meningkat. Harga fluktuatif dan terjadi penurunan senilai Rp 2.000 sampai Rp 3.000 perkilogram, tetapi kemudian harganya kembali meningkat.
Baca Juga: Polres Madiun Kota Siagakan Personel, Gudang Logistik Pemilu Dijaga Ketat 24 Jam
Kepala UPT Pasar Disperindag belum mengetahui penyebab lonjakan harga cabai rawit.Padahal tidak ada perayaan hari besar pada bulan ini. Dengan penurunan Rp 2 ribu ini, dia berharap harga cabai bisa bisa berangsur turun.
