Baca Juga: BKPSDM Ponorogo Mulai Data Kebutuhan PPPK Tahun Ini
Menurutnya Land Rover memikat karena selain kokoh dan kuat, juga memiliki ciri khas. Salah satunya kenyamanan.
Meski tergolong mobil offroad, ketika di aspal tak kalah dengan mobil lain. Keinginannya baru terpenuhi pada tahun 1990. Saat itu dirinya memiliki uang lebih Rp 6 juta. Uang itu dibelikan Land Rover series 2 Puma.
Saat itu belum krisis moneter. Selain itu, kala itu tak banyak yang melirik Land Rover karena anggapan di masyarakat mobil boros BBM. “Iya karena masyarakat menganggap boros dan perawatannya sulit. Karena produk luar negeri langsung,” katanya.
Baca Juga: Puluhan Anak Usil Prank Pocong Diamankan
Saat itu di Jawa Timur banyak yang memiliki Land Rover. Utamanya di daerah pelosok. Bahkan dirinya masih ingat di Gandusari ada Land Rover yang tinggal chasisnya saja. Sementara mesinnya sudah dibongkar. Mungkin karena saat itu selain perawatannya sulit juga boros BBM. “Mesinnya dipreteli dijual kiloan. Padahal itu sebenarnya harta karun,” katanya.
Nah, seiring perkembangan otomotif dan ekonomi, pada tahun 2000 Land Rover mulai diminati. Ini karena onderdilnya sudah banyak yang diproduksi ulang. Komunitas-komunitas mobil jadul bermunculan sehingga mobil tersebut menjadi buruan.
Baca Juga: Naik di Angka 3,95 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Kota Kediri 2022 Membaik
Tak terkecuali Land Rover. Series 2 Puma saja, kini jika dibanderol harganya sudah tembus ratusan juta bahkan miliaran. Karena bagi kolektor, tak ada patokan harga. “Sekarang soal onderdil juga gampang. Ada komunitasnya, jadi bisa beli kapan saja,” katanya.
Saat ini Sunari memiliki koleksi 11 lebih Land Rover. Mulai yang paling langka produksi tahun 1961 hingga produksi tahun 2014. Ada kepuasan sendiri ketika memiliki banyak Land Rover.
Selain percaya diri ketika jalan-jalan blusukan kampung, juga bisa menjadi aset. “Karena saya yakin, semakin lawas Land Rover semakin diburu,” pungkasnya.
Reporter :Aziz Wahyudi
Editor: Dhita Septiadarma
