INSPIRASI

Fadhil Ahsan Alfarizi Atlet Inline Skate, Pernah Menangis Karena Latihan yang Berat

SEJAHTERA
  • Kamis, 15 September 2022 | 00:00

Risiko menjadi seorang atlet adalah mengalami cedera. Tapi itu tidak menjadi halangan bagi Fadhil Ahsan Alfarizi, seorang atlet yang ditunjuk oleh Kota Marmer dalam Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) sepatu roda di Sidoarjo. 

Setiap 4 hari dalam sepekan, banyak berkumpul anak-anak klub sepatu roda di GOR Lembupeteng mulai pukul 14.30 WIB hingga menjelang petang. Mereka semua selalu berlatih melewati rintangan maupun trek yang sudah disiapkan oleh pelatihnya.

Namun siapa sangka, di antara para anak-anak yang berlatih itu, terdapat salah satu atlet yang berprestasi, yakni Fadhil Ahsan Alfarizi warga Desa Selorejo, Kecamatan Ngunut. Selama menjalani latihan, atlet itu berlatih sprint, berkecepatan tinggi mengelilingi area sebelah barat GOR Lembupeteng.

Pelatih Klub Freedom Inline Skate Tulungagung (FIST), Fajar Budiman mengatakan, dia tidak menyangka jika pemuda yang dilatihnya itu memiliki bakat yang luar biasa. “Yang paling mengejutkan, dia berhasil meraih 2 medali emas sekaligus pada ajang Kejurprov 2022. Padahal lawannya juga berat, salah satunya juara bertahan,” kata Fajar Budiman, Rabu (14/9).

Demi berhasil meraih prestasi tertinggi bagi pemuda berusia 12 tahun itu harus bekerja keras dengan cara berlatih secara intens selama 2 bulan sebelum ajang Kejurprov. Selain melatih kemampuan teknik sepatu roda, pemuda itu juga dilatih secara fisik demi memperkuat ketahanan tubuhnya.

Namun cobaan hadir menimpa Fadhil, 1 bulan menjelang Kejurprov tempatnya berlatih yakni GOR Lembupeteng sempat ditutup lantaran ada acara pasar malam. Hal itu memaksa para atlet termasuk Fadhil untuk berlatih di jalan raya mulai dari jalan raya masuk Desa Jeli hingga ke Perbatasan Kediri - Tulungagung.

Beruntung kondisi jalanan di sana terkenal sepi, sehingga para atlet bisa berlatih dengan tenang tentunya juga didampingi para pelatih dan orang tuanya. “Persiapaan menuju kejurprov ini latihan teknik dan fisik. Latihan fisik itu untuk penguatan otot-otot dengan lari yang mana mereka kami minta berlari saat mendaki Gunung Budheg,” ujarnya. 

Mendekati Kejurprov, saat para atlet mulai mengetahui siapa saja yang akan menjadi lawannya. Mental Fadhil saat itu sempat terguncang mengetahui jika salah satu lawannya merupakan juara bertahan. Dia bahkan ragu apakah kemampuannya bisa menyaingi kompetitor utama itu.

Mengetahui kondisi mental atletnya terganggu, Fajar tentu berusaha menguatkan dengan menunjukkan riwayat catatan waktu selama dia berlatih. Berdasarkan catatan waktu itu, Fajar mencoba untuk meyakinkan atletnya agar optimis menang melawan perwakilan daerah latin.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya