INSPIRASI

Nenek Jami Perajin Gerabah, Bertahan di Tengah Modernisasi Perabotan

SEJAHTERA
  • Sabtu, 3 Desember 2022 | 00:00
Nenek Jami saat membuat gerabah (angga/memo)

Peluang usaha gerabah kian tersudut diera modernisasi karena tergantikan dengan perabotan yang lebih modern. Namun itu tak menyurutkan langkah Jami perajin gerabah asal Trenggalek untuk terus eksis mengembangkan bisnis warisan keluarganya dari 25 tahun silam.

Jami adalah nenek empat cicit yang tinggal di Kelurahan Tamanan, daerah yang dulunya dikenal sebagai daerah penghasil produk-produk gerabah. Dia lahir pada zaman saat belum banyak teknologi secanggih seperti saat ini.

Selain teknologi, kala itu listrik pun juga masih belum semasif sekarang. Penerangan saat itu menggunakan lentera dengan bahan bakar minyak tanah.

Ia masih menggeluti bisnis gerabah dan saat ini menjadi satu-satunya perajin yang masih eksis di tempat asalnya. Padahal yang dulunya dikenal sebagai sentra gerabah.

Pun pada saat itu masyarakat juga belum akrab dengan kompor gas apalagi yang elektrik. Rata-rata masyarakat masih menggunakan pawonan atau kompor tradisional berbahan bakar kayu dan kompor berbahan bakar minyak tanah.

Masyarakat juga masih banyak mengandalkan tungku untuk memasak. Peluang bisnis itulah menjadi salah satu alasan para warga banyak yang menekuni usaha gerabah. Bahkan bisa dibilang sejauh mata memandang akan menemui para perajin-perajin gerabah di lokasi itu.

“Dulu di sini banyak sekali yang usaha gerabah,” kata dia.

Dia mengaku tidak ingat secara pasti bagaimana awal mula bisnis gerabah keluarganya mulai berdiri. Yang dia ingat, saat duduk di bangku SMP, banyak usaha-usaha gerabah di tempat sekitar tempat  tinggalnya.

Namun kondisi itu kini berbanding terbalik dengan saat itu. Disaat teknologi mulai dikenal masyarakat luas, turut mempengaruhi gaya hidup masyarakatnya. Produk-produk gerabah mulai tergantikan dengan peralatan yang lebih modern.

Rekomendasi Untuk Anda

Berita Lainnya