Itu pun hanya boleh didirikan di tempat yang jauh dari lokasi wisata premium. Seperti Gunung Ijen ataupun Pulau Merah.
Kebijakan tersebut menurut salah satu Tim Geopark Ijen dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurrachman, sangat tepat dan berdampak luas.
âSehingga masyarakat setempat yang dekat obyek wisata unggulan itu, bisa menyulap kediamannya menjadi homestay untuk menginap wisatawan. Tanpa khawatir harus kalah saing dengan pengusaha hotel papan atas,â terangnya.
Mirza Abdurrachman juga mengapresiasi upaya Banyuwangi dalam menerapkan unsur arsitektur lokal di dalam setiap bangunannya. Terutama di hotel-hotel berbintang yang dibangun.
âIni tidak hanya menambah eksistensi kebudayaan lokal, tapi juga bisa memunculkan pride (kebanggaan) sehingga tergerak untuk melestarikan khazanah kebudayaan dan alam pendukungnya,â paparnya.
Sementara itu, Ketua Harian Geopark Ijen Abdillah Baraas, optimistis upaya Banyuwangi membawa Ijen menuju UGG akan membuahkan hasil positif. âKami yakin akan meraih UGG,â ungkapnya.(koranmemo.com)