Kediri, SEJAHTERA.CO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri mencatat belum ada laporan terkait kasus Chikungunya di Kota Kediri. Hal ini seiring dengan merebaknya kasus Chikungunya di daerah lain mulai awal tahun ini.
âUntuk Chikungunya masih belum ada laporan, semoga ke depan juga tidak ada,â ujar Kepala Dinkes Kota Kediri Fauzan Adima, Kamis (2/2).
Dia menambahkan, kasus Chikungunya terakhir di Kota Kediri adalah pada tahun 2019 lalu dan cukup banyak yang terjangkit. Saat itu kasus chikungunya setidaknya menjangkir sampai ratusan warga.
âUntuk waktunya, kejadian beberapa tahun lalu itu juga di Bulan Desember sampai Januari, seiring dengan intensitas hujan yang tinggi. Meski saat ini belum ditemukan, masyarakat harus tetap waspada dengan cara menjaga kebersihan lingkungannya,â ungkapnya.
Penyakit Chikungunya ini memiliki karakter yang tidak jauh berbeda dengan Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit chikungunya juga dibawa oleh nyamuk aedes aegypti, seperti halnya DBD. âYang berbeda hanya varian virusnya,â ujarnya.
Dengan begitu, cara mencegah kasus ini juga serupa dengan pencegahan penyakit DBD. Masyarakat diminta untuk melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras, menutup, dan mengubur. Cara tersebut dinilai efektif dan dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat.
Sementara untuk kasus DBD, berdasarkan data Dinkes Kota Kediri pada Bulan Januari lalu menunjukkan peningkatan dari bulan sebelumnya. Tercatat selama Bulan Januari ada 13 orang yang terserang DBD dan dirawat di rumah sakit.
âPuncaknya biasanya Januari dan Februari. Saat ini sudah mulai terlihat peningkatannya dengan belasan yang kena, biasanya dibawah 10 orang,â pungkasnya. (bay)