Tulungagung, SEJAHTERA.CO - Pembangunan pipa milik PDAM Tirta Cahya Agung Tulungagung sempat menuai protes masyarakat setempat. Pasalnya, akibat pembangunan itu, saluran irigasi persawahan milik warga terganggu.
Baca Juga: Massa PNIB Tolak Kedatangan Rocky Gerung di Kampus Undar Jombang
Direktur Utama, PDAM Tirta Cahya Agung Tulungagung, Jokp Purnomo mengatakan, pembangunan pipa tersebut merupakan rangkaian program Neighborhood Upgrading and Shelter Project (NUSP) dengan nilai proyek mencapai Rp 22,5 miliar. Terdapat dua wilayah yang jadi sasaran pembangunan yakni di Kecamatan Pagerwojo dan Rejotangan.
Pembangunan pipa PDAM Tirta Cahya Agung pada dua lokasi tersebut ditargetkan selesai pada September mendatang yang mana tinggal menyisakan waktu dua bulan lagi. Hanya saja, pembangunan pipa di Kecamatan Pagerwojo sempat menuai protes dari masyarakat setempat yang membuat pembangunan sempat terhenti.
Baca Juga: Persik Kediri Tiba di Parepare, Skuad dalam Kondisi Baik
“Pada Juli kemarin pembangunan pipa PDAM Tirta Cahya Agung di Pagerwojo sempat diprotes warga yang membuat pembangunan sempat terhenti, padahal waktunya kurang dua bulan. Sekarang sudah berjalan kembali,” kata Joko Purnomo, Selasa (1/8).
Protes tersebut, jelas Joko, terjadi lantaran warga Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo merasa terganggu atas adanya pembangunan pipa PDAM Tirta Cahya Agung tersebut, sehingga harus ada upaya negosiasi. Pasalnya, mereka beranggapan jika pembangunan itu justru mengganggu sistem irigasi persawahan warga.
Baca Juga: Mudah Diaplikasikan, Emas Lima Gram Kota Kediri Masuk Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji 2023
Mendapati permasalahan itu, pihaknya lantas menjalin kesepakatan dengan warga agar proses pembangunannya tepat waktu. Pihaknya sendiri akan membuka talut untuk mengaliri persawahan warga bilamana memang dibutuhkan oleh warga, sehingga pembangunan tetap berjalan dan irigasi lancar
